Penerbit : Gramedia
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Young Adult, Amore
Terbit : 2015
Tebal : 264 hlm
ISBN : 978 – 601 – 03 – 2057 – 1
Harga : Rp. 54.000
Setia, sebenarnya seperti
apa setia itu?
Radit tidak bisa
membohongi dirinya sendiri saat hatinya bergejolak ketika bertemu Laras. Dia
tahu, ini tidak pantas. Radit sudah bersama Linda. Dan, dia tidak ingin mendua,
seperti apa yang dilakukan ayahnya dulu.
Untuk Laras, cinta
bukanlah hal yang dia pikirkan. Saat ini, dia butuh pekerjaan agar bisa
membiayai kebutuhan keluarganya. Apa yang menimpanya saat ini adalah pukulan
besar untuknya. Ayah Laras bunuh diri, semua harta keluarga Laras sudah habis
untuk menanggung hutang ayahnya. Sekarang, hanya Laras yang menjadi andalan
keluarganya.
Pertemuan Laras dengan
Radit menimbulkan sesuatu yang lain di hatinya. Tapi Laras sadar, tak ada
kesempatan untuknya karena dia tahu Radit sudah memiliki kekasih.
Namun, siapa sangka,
Gunung Leuser mempertemukan dua orang yang sama-sama ingin menghindari rasa
itu. Lalu, muncul orang-orang yang menguji hati mereka. Zay dan Denny yang
terang-terangan mengejar cinta Laras.
Zay cukup memenuhi
kriteria seorang laki-laki yang di cari Laras. Perlahan, Laras membuka hatinya,
berharap dia berhasil menghapus Radit.
Jadi, siapa yang akhirnya
bersama Laras? Mampukah Radit mempertahankan kesetiaannya?
Love, Letter and Leuser, novel ketiga kalau tidak keempat dari Nonier yang
aku baca. Novel-novel Nonier yang dulu selalu bisa menghanyutkan, dan saat
membaca Sempurna, jujur aku dibuat jatuh cinta dengan Awang. Aku juga suka
dengan setting tempat yang dipilih sang penulis. Mungkin, karena beberapa
tempat yang dipilihnya cukup aku kenal, seperti setting Blora di novel
Sempurna.
Mendengar Nonier
melahirkan karyanya lagi, aku cukup senang. Sudah sejak lama tidak bersua dengannya
lagi. Jadi, aku cukup excited saat bertemu novel ini. Berharap bisa menemukan
citarasa yang sering aku kangenin.
Novel ini punya alur yang
enak untuk diikuti, cara bercerita Nonier pun masih selalu bikin nyaman. Narasinya
tidak membuat jenuh, dan aku suka setting tempatnya Taman Nasional Gunung
Leuser. Namun, aku merasa karakter di novel ini kurang kuat, terutama pada
tokoh utamanya, Laras dan Radit. Malah, aku merasa karakter Zay dan Denny-lah
yang lebih kuat.
Untuk konflik di awal,
aku sudah berharap akan bertemu keseruan. Sayang sekali, cerita masih terasa
datar. Aku rasa, cerita kurang ada gencatan senjata dan boom atom yang mengajak
pembaca bertemu klimaks.
Menurutku, kehadiran
Denny yang pantang menyerah mengejar Laras, juga adegan pertengkaran Dini dan
Denny yang memberi warna di novel ini. Aku suka dengan cara Zay mengejar Laras.
Sebenarnya, secara logika
aku bisa menerima sikap Radit. Harusnya, aku menghargai cowok seperti ini. Dia tahu
posisi, saat itu dia adalah kekasih Linda, dan dia bertahan untuk tetap setia
meskipun dia tahu, hatinya mulai terisi oleh Laras. Tapi, sikap cool Radit
malah nggak ada tantangannya.
Laras juga, dia memang
tegas pada Denny. Tapi, kenapa dia nggak bisa bersikap sama pada Zay? Aku
sedikit kecewa dengan cara Laras akhirnya menerima Radit *ups…spoiler*. Kenapa karena
sesuatu itu berhasil dikembalikan Radit, Laras bisa dengan mudah menyerah. Kesannya,
yang sebelumnya dilakukan Laras hanya sekedar mempersulit keadaan saja.
Tentang Linda dan Radit,
harusnya ada konflik yang memacu adrenalin di antara mereka. Tapi, konflik
mereka juga tak banyak membantu. Konflik itu punya penyelesaian yang sekedarnya
saja. Oh iya, untuk Ardan dan Linda, konfliknya juga sekedar diselesaikan, yang
penting sudah ada jawabannya – kesannya seperti itu.
Walaupun banyak yang aku
kritik, namun aku cukup menikmatinya. Apalagi saat Laras dan kawan-kawannya
bertualang di TN Gunung Leuser. Aku jadi tahu tempat penelitian di sana seperti
apa. Sepertinya seru sehari atau dua hari di sana. Tapi, kalau enam bulan,
kayaknya enggak deh.
Untuk rating 2,5 dari 5
bintang.
Tulisan bagus kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini
ReplyDelete