Penerbit : Titik Media
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Young Adult, Royal Drama, Seri My Baby Bride
Terbit : 2013
Tebal : 463 halaman
ISBN : 978 – 602 – 7765 – 15 – 3
Harga : Rp. 65.000
Selama lima tahun, Prince
Drake Albern Erling Mc Carley – Pangeran Drake – Putra Mahkota Negara Quinland
sedang mencari istrinya, sekaligus mencari pencuri benda pusaka kerajaan yang
bukan lain adalah ayah mertuanya sendiri.
“Aku benci orang bodoh karena dalam
pikiran mereka, mereka adalah orang bodoh. Maka apapun kesalahan yang nanti
mereka perbuat mereka akan meminta semua orang untuk memakluminya karena mereka
orang bodoh. Makanya, aku benci orang bodoh…” – Pangeran Drake – hlm. 233
Sejak usianya yang ke dua
belas tahun, Pangeran Drake sudah menikahi Odellia Radner. Saat itu, Odellia
masih berusia satu tahun. Memang, pernikahan itu terdengar sangat konyol. Namun,
ini semua dilakukan untuk keselamantan Pangeran Drake.
Lee Eun Hee, gadis SMU
yang dari paras saja jelas bukan orang Korea. Namun, Eun Hee besar di Korea
hingga dia mempunyai cara hidup persis orang Korea. Dia tinggal dengan Kakek
dan Neneknya. Tapi, sebenarnya, dia masih memiliki seorang ibu.
“Penderitaan ibumu yang tak bisa mengakuimu sebagai anaknya
secara terang-terangan jauh lebih sakit daripada penderitaanmu yang tak bisa
memanggilnya ibu di depan semua orang.” – Nenek Ho – hlm. 54
Eun Hee membenci ibunya,
karena ibunya tak mau mengakuinya di depan umum. Dia harus menganggap ibunya ‘Ajhumma Random” jika bertemu dia di
jalan.
Sebenarnya, Ibu Eun Hee
tidak ingin melakukannya. Tapi, ini demi kebaikan Eun Hee. Ada sesuatu yang dia
sembunyikan selama bertahun-tahun. Sesuatu yang akan merubah hidup Eun Hee jika
sampai Eun Hee tahu yang sebenarnya.
“Kalau terus kabur, tidak akan ada
yang selesai Mana. Jika kau berbuat kejahatan di masa lalu, bayar saja. Asal kau
jangan sampai terpisah dari anakmu.” – Kwang Ho – hlm. 67
Pencarian Pangeran Drake
akhirnya sampai di Korea. Sebuah informasi mengatakan, Odellia berada di sana.
Pangeran Drake bertekan akan menemukannya untuk sekedar menceraikan istrinya
dan menangkap ayahnya.
Pangeran Drake memang
bertemu dengan Odellia. Tapi, ternyata bukan sesuatu yang mudah untuk
melaksanakan tujuannya. Odellia yang masih sangat muda itu mampu menjungkir
balikkan hidupnya. Jadi, apakah Odellia akhirnya menjadi jadi janda di usia
yang sangat muda?
My Baby Bride Vol. 1 : Pengantin Kimci, sebuah novel dari Penulis Indonesia yang
memiki tema sangat menarik. Seorang Pangeran yang mencari istri bayinya yang
dia nikahi saat istrinya itu masih berusia satu tahun. Ya, satu tahun!!!
Awalnya, aku mengira ini
novel terjemahan. Saking penasarannya, aku sampai googling untuk mencari tahu.
Ternyata dia orang Padang.
Di awal novel ini, aku
merasakan suasana novel Harlequin. Namun perlahan, saat cerita sudah berpindah
ke Korea, aku malah menemukan rasa drama Korea yang punya kemampuan menarik
minat bacaku tanpa henti.
Karakter Drake awalnya
kurang memikatku. Dia tampak begitu kuat, arogan, dan bukan tipe pria yang bisa
menarik perhatianku. Tapi, semakin aku mengenalnya, dan tahu bagaimana sikap
konyolnya dengan Eun Hee, aku pelan-pelan terpikat dengannya.
Eun Hee juga bukan tipe
cewek yang begitu manis. Dia cukup nakal diusianya yang masih muda. Sering
bolos sekolah, nilainya parah, terkenal jahil dan suka berantem. Tingkah
polahnya benar-benar menyebalkan. Jadi, jangan heran kalau Drake sampai pusing
karenanya.
Konflik novel ini sangat
seru diikuti. Aku suka cara Drake membalas kejahilan-kejahilan Eun Hee. Aku
juga suka kemampuan Drake membaca isi kepala Eun Hee. Novel ini sangat seru.
Namun, semakin ke belakang, novel ini jadi mellow. Dan, endingnya membuat aku
harus segera membaca novel seri keduanya tanpa mau berhenti sebentar, karena
aku belum menemukan jawaban apapun dari novel ini. Masih sangat banyak yang
harus dijawab, masih ada empat seri lagi untuk dituntaskan, dan novel-novel ini
sangat tebal.
Sayangnya, aku kecewa
dengan editing novel ini. Banyak kalimat yang terasa tak enak dibaca.
Penggunaan kata ‘dan lalu’, ‘dan lalu akhirnya’, dan beberapa padanan kata
lainnya harus sangat diperhatikan oleh editor karena padanan kata tersebut
terasa tidak efektif, terlalu boros kata, dan jadi nggak nyaman dibaca.
Pemenggalan kalimat
dengan ‘…’ juga harusnya lebih diperhatikan. Banyak kalimat yang tidak perlu
diakhiri dengan ‘…’. Bahkan, ‘…’ tidak perlu ada di antara sebuah kalimat.
Penggunaan ‘…’ sangat menganggu sekali.
Juga penggunakan tanda
baca yang amburadul. Bisa dibilang, editornya makan gaji buta. Kenapa banyak
kesalahan sepele seperti ini? Padahal, ceritanya bagus banget.
Rating novel ini 3,5 dari
5 bintang. Kalau saja novel ini diedit dengan baik, mungkin aku bisa kasih 4
bintang.
No comments:
Post a Comment