Penulis : WinnaEfendi
Tebal : vi + 317
Penerbit : GagasMedia
ISBN : 979-780-326-7
Harga :Rp 46.000
Tebal : vi + 317
Penerbit : GagasMedia
ISBN : 979-780-326-7
Harga :Rp 46.000
Siapa sih kira-kira yang akan menjadi belahan hati kita? Pasti tak ada yang tahu ‘kan? Mungkin saja itu sahabat kita, atau tetangga kita, atau orang yang tak pernah kita kenal sebelumnya. Entahlah, Itu misteri!
Sama seperti Nata dan
Niki, dua manusia yang tak pernah mengira bahwa persahabatan mereka akan
menumbuhkan cinta. Padahal, bagi Niki, Oliver ‘lah satu-satunya cinta untuknya.
Tapi, waktu memisahkannya dengan Oliver, dan mengartikan hati yang lain sebagai
belahan hati Niki yang sebenarnya, Nata.
Seperti itu juga waktu mengatur
pertemuan Nata dan Annalise dalam ruang UKS. Hanya karena waktu 30 menit mereka
berbagi earphone untuk mendengarkan
musik, membuat Annalise mulai jatuh cinta pada Nata. Dan, hanya dengan lirikan
sekilas Oliver di lapangan basket, mampu membawanya terpesona pada sosok Niki
yang membuatnya penasaran.
Takdir dan waktu,
mereka membolak balik semuanya menjadi kisah bersegi-segi tak kunjung menemukan
bentuk yang pasti. Tapi kemudian, takdir dan waktu juga yang membentuk alur
untuk menemukan titiknya. Memang sangat sulit ditebak, tapi kadang jawabannya
terlalu manis walaupun pahit dulu yang harus dirasakan, karena semua harus
mengikuti proses yang terus berjalan.
Yap, tema persahabatan
menjadi cinta seperti ini memang sangat populer di dunia novel. Tapi, penulis mampu
menciptakan kisah yang berbeda dari kisah lainnya. Karena, penulis memberikan
alur yang nyaman untuk terus diikuti, jalan cerita yang membuat pembaca
penasaran, konflik yang terkesan ruet tapi gampang diuraikan, juga
karakter-karakter yang inovatif dan bikin geregetan.
Niki |
Nata |
Salah satu karakter
yang bikin geregetan itu adalah Nata. Cowok yang tenang, tak banyak omong,
dan sarkartis banget. Sedangkan Niki,
dia memiliki karakter yang berlawanan dengan Nata. Cewek satu ini selalu bikin
suasana riang gembira dengan semua omongannya yang tiba-tiba nyeletuk tanpa
banyak fikir, nggak bisa diam, dan terlalu terobsesi sama dunia cheerleading. Satu kata untuk Niki,
Seru!!!!
Annalise |
Oliver |
Berbeda lagi sama
Annalise, dia lebih terlihat seperti guci porselin yang cantik tapi rapuh
karena kesepian. Tapi, Anna adalah gadis yang mencintai sahabat-sahabatnya. Dan
jangan lupakan satu karakter mempesona di novel ini, Oliver. Si cowok idola
para cewek, kapten basket, kaya, tampan pastinya, dan romantis abis. Tapi, dia
tak pernah melupakan cinta pertamanya, walaupun dia sudah memiliki Niki.
Salah satu istimewanya
novel ini ada pada cara penulis menuliskan jalan ceritanya. Memang ditulis
dengan sudut pandang penulis. Tapi, penulis selalu menuliskan sub judul yang dilengkapi
dari mana penulis menceritakan kisahnya. Contohnya di halaman 1.
Prolog
Wish#1
: aku ingin cepat-cepat menjadi dewasa…. (niki)
Artinya, penulis
menuliskan ceritanya dari sudut pandangnya yang berfokus pada Niki.
Kalau menyebutkan
bagian mana yang paling aku suka, itu saat Niki sama Oliver pertama bertemu
sampai mereka akhirnya jadian. Aku dibuat meleleh dengan semua keromantisan
Oliver. Seperti saat Oliver meminta nomor telepon Niki, Niki menuliskannya di
selembar kertas yang disodorkan Oliver, namun dia menuliskannya menggunakan
lipstiknya. Atau adegan Oliver datang ke rumah Niki saat Niki sakit. Padahal,
saat itu Oliver juga sakit, karena semalam mereka terpaksa kehujanan gara-gara
mobil Oliver rusak. Manis banget ‘kan?
Sayangnya, novel ini
maih diwarnai typo dibeberapa bagian.
Untungnya nggak banyak banget juga, sih. Seperti di halaman 39, “dia” ditulis “Ddia”,
halaman 50 “responsnya” ditulis “responssnya”, halaman 141 “luar” ditulis “uar”,
dan halaman 226 “padahal” ditulis “adahal”.
Walaupun novel ini
terkesan datar, tapi aku sempat dibuat berkaca-kaca saat Nata akan pergi ke
Amerika untuk meneruskan sekolahnya. Itu karena Niki yang diam-diam tak rela melepasnya,
namun dia bertekat mengiklaskannya.
Baca novel karya Winna
Efendi kita akan dimanjakan dengan quote-quote yang menyentil hati. Seperti
yang ini, nih!
“Padahal dari
dulu Nata biasa aja di dekat Niki. Cewek itu yang berubah… atau Nata yang
berubah?” (Halaman 28)
“Mimpi itu bukan
deadline, Nik. Bukan sesuatu yang nggak bisa berubah.”
(Nata – halaman 217)
“Nggak ada
persahabatan yang sempurna di dunia ini, kak. Yang ada hanya orang-orang yang
berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.”
(Klaudia - Halaman 244)
“Semua orang
selalu bilang, cewek dan cowok nggak bisa jadi sekedar sahabat. Pada akhirnya,
itu benar ‘kan, Nat?” (Niki - Halaman 262)
“Persahabatan
yang tulus nggak harus punya alasan.” (Nata – Halaman 263)
Sedangkan endingnya,
aku kurang suka sama epilognya. Menurut aku bagian itu kurang menggigit, terasa
datar dan kenapa ketemunya Niki sama Nata sederhana banget? Andaikan dibikin
sedikit melowdrama pasti terasa berkesan sampai akhir.
Buat nilai akhirnya,
aku memutuskan memberikan tiga bintang dari lima bintang yang tersedia.
Ups, kelupaan! Novel
ini istimewa banget buat aku, karena novel ini hadiah dari penulisnya sendiri,
Mbak Winna Efendi dan ada tanda tangannya juga. Huaahhhh…. Keren, kan?! Jangan
ngiri, ya!!!
Ngiriiiii :(
ReplyDeleteAku belum baca kak.
Pinjem dongs, pinjem dongs :P
Hehehe...
DeleteBaca, deh sebelum nonton Filmnya. Cukup seru, apalagi buat yang masih di jenjang SMA rekom banget. Kalo aku 'kan udah dunia yang dewasa, ceritanya jadi kurang gue banget, deh. :D Tp, bagus kok.
kok bisa dapet novelnya dari Winna ? ikut kuis ?
ReplyDeleteIya, ikut kuisnya Winna kapan itu. Jawab pertanyaannya trus menang itu, deh :D
ReplyDelete