Friday, June 14, 2013

Resensi - REFRAIN “Disinilah cinta itu berpulang”


Penulis        : WinnaEfendi 
Tebal          : vi + 317
Penerbit     : GagasMedia
ISBN          : 979-780-326-7
Harga         :Rp 46.000


Siapa sih kira-kira yang akan menjadi belahan hati kita? Pasti tak ada yang tahu ‘kan? Mungkin saja itu sahabat kita, atau tetangga kita, atau orang yang tak pernah kita kenal sebelumnya. Entahlah, Itu misteri!
Sama seperti Nata dan Niki, dua manusia yang tak pernah mengira bahwa persahabatan mereka akan menumbuhkan cinta. Padahal, bagi Niki, Oliver ‘lah satu-satunya cinta untuknya. Tapi, waktu memisahkannya dengan Oliver, dan mengartikan hati yang lain sebagai belahan hati Niki yang sebenarnya, Nata.
Seperti itu juga waktu mengatur pertemuan Nata dan Annalise dalam ruang UKS. Hanya karena waktu 30 menit mereka berbagi earphone untuk mendengarkan musik, membuat Annalise mulai jatuh cinta pada Nata. Dan, hanya dengan lirikan sekilas Oliver di lapangan basket, mampu membawanya terpesona pada sosok Niki yang membuatnya penasaran.
Takdir dan waktu, mereka membolak balik semuanya menjadi kisah bersegi-segi tak kunjung menemukan bentuk yang pasti. Tapi kemudian, takdir dan waktu juga yang membentuk alur untuk menemukan titiknya. Memang sangat sulit ditebak, tapi kadang jawabannya terlalu manis walaupun pahit dulu yang harus dirasakan, karena semua harus mengikuti proses yang terus berjalan.
Yap, tema persahabatan menjadi cinta seperti ini memang sangat populer di dunia novel. Tapi, penulis mampu menciptakan kisah yang berbeda dari kisah lainnya. Karena, penulis memberikan alur yang nyaman untuk terus diikuti, jalan cerita yang membuat pembaca penasaran, konflik yang terkesan ruet tapi gampang diuraikan, juga karakter-karakter yang inovatif dan bikin geregetan.
Niki
Nata
Salah satu karakter yang bikin geregetan itu adalah Nata. Cowok yang tenang, tak banyak omong, dan  sarkartis banget. Sedangkan Niki, dia memiliki karakter yang berlawanan dengan Nata. Cewek satu ini selalu bikin suasana riang gembira dengan semua omongannya yang tiba-tiba nyeletuk tanpa banyak fikir, nggak bisa diam, dan terlalu terobsesi sama dunia cheerleading. Satu kata untuk Niki, Seru!!!!
Annalise
Oliver
Berbeda lagi sama Annalise, dia lebih terlihat seperti guci porselin yang cantik tapi rapuh karena kesepian. Tapi, Anna adalah gadis yang mencintai sahabat-sahabatnya. Dan jangan lupakan satu karakter mempesona di novel ini, Oliver. Si cowok idola para cewek, kapten basket, kaya, tampan pastinya, dan romantis abis. Tapi, dia tak pernah melupakan cinta pertamanya, walaupun dia sudah memiliki Niki.
Salah satu istimewanya novel ini ada pada cara penulis menuliskan jalan ceritanya. Memang ditulis dengan sudut pandang penulis. Tapi, penulis selalu menuliskan sub judul yang dilengkapi dari mana penulis menceritakan kisahnya. Contohnya di halaman 1.
Prolog
Wish#1 : aku ingin cepat-cepat menjadi dewasa…. (niki)
Artinya, penulis menuliskan ceritanya dari sudut pandangnya yang berfokus pada Niki.
Kalau menyebutkan bagian mana yang paling aku suka, itu saat Niki sama Oliver pertama bertemu sampai mereka akhirnya jadian. Aku dibuat meleleh dengan semua keromantisan Oliver. Seperti saat Oliver meminta nomor telepon Niki, Niki menuliskannya di selembar kertas yang disodorkan Oliver, namun dia menuliskannya menggunakan lipstiknya. Atau adegan Oliver datang ke rumah Niki saat Niki sakit. Padahal, saat itu Oliver juga sakit, karena semalam mereka terpaksa kehujanan gara-gara mobil Oliver rusak. Manis banget ‘kan?
Sayangnya, novel ini maih diwarnai typo dibeberapa bagian. Untungnya nggak banyak banget juga, sih. Seperti di halaman 39, “dia” ditulis “Ddia”, halaman 50 “responsnya” ditulis “responssnya”, halaman 141 “luar” ditulis “uar”, dan halaman 226 “padahal” ditulis “adahal”.
Walaupun novel ini terkesan datar, tapi aku sempat dibuat berkaca-kaca saat Nata akan pergi ke Amerika untuk meneruskan sekolahnya. Itu karena Niki yang diam-diam tak rela melepasnya, namun dia bertekat mengiklaskannya.
Baca novel karya Winna Efendi kita akan dimanjakan dengan quote-quote yang menyentil hati. Seperti yang ini, nih!
“Padahal dari dulu Nata biasa aja di dekat Niki. Cewek itu yang berubah… atau Nata yang berubah?” (Halaman 28)
“Mimpi itu bukan deadline, Nik. Bukan sesuatu yang nggak bisa berubah.” (Nata – halaman 217)
“Nggak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, kak. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.” (Klaudia - Halaman 244)
“Semua orang selalu bilang, cewek dan cowok nggak bisa jadi sekedar sahabat. Pada akhirnya, itu benar ‘kan, Nat?” (Niki - Halaman 262)
“Persahabatan yang tulus nggak harus punya alasan.” (Nata – Halaman 263)

Sedangkan endingnya, aku kurang suka sama epilognya. Menurut aku bagian itu kurang menggigit, terasa datar dan kenapa ketemunya Niki sama Nata sederhana banget? Andaikan dibikin sedikit melowdrama pasti terasa berkesan sampai akhir.
Buat nilai akhirnya, aku memutuskan memberikan tiga bintang dari lima bintang yang tersedia.
Ups, kelupaan! Novel ini istimewa banget buat aku, karena novel ini hadiah dari penulisnya sendiri, Mbak Winna Efendi dan ada tanda tangannya juga. Huaahhhh…. Keren, kan?! Jangan ngiri, ya!!!

4 comments:

  1. Ngiriiiii :(
    Aku belum baca kak.
    Pinjem dongs, pinjem dongs :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe...
      Baca, deh sebelum nonton Filmnya. Cukup seru, apalagi buat yang masih di jenjang SMA rekom banget. Kalo aku 'kan udah dunia yang dewasa, ceritanya jadi kurang gue banget, deh. :D Tp, bagus kok.

      Delete
  2. kok bisa dapet novelnya dari Winna ? ikut kuis ?

    ReplyDelete
  3. Iya, ikut kuisnya Winna kapan itu. Jawab pertanyaannya trus menang itu, deh :D

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos