Penulis : Ardelia Karisa, Donna
Widjajanto,
Aiu Ahra, Clara Canceriana,
Aida MA, dan Dy Lunaly
Penerbit : Bentang Belia
Tahun Terbit : Desember 2013
Tebal : vi + 250 hlm
Genre : Teenlit
ISBN : 978 – 602 – 7975 – 73 – 6
Harga : Rp. 44.000
Move on, adalah keadaan dimana kita belum juga mau berdamai dengan masa lalu,
terikat dengan kenangan dan tak kunjung bangkit dari keterpurukan. Terkesan
menyedihkan, memang!
Dan, dalam buku bersampul
kuning bergambar siput ini, kita akan menyaksikan kisah-kisah manis sampai
pahit karena terjerat pada kondisi susah move on, yang diceritakan oleh enam
penulis keren dalam novelet bertema ‘Move
On’.
#1 Fiksi by Ardelia Karisa
Mau tahu kenapa si
Silver, tokoh ceweknya nggak bisa move on
dari si cowok yang adalah sahabatnya meskipun si cowok malah jadian sama orang
lain? Karena kisahnya mirip sama novel yang pernah dibacanya. Asli, stupid banget! Meskipun, kebanyakan cerita
fiksi itu memang bermula dari kisah nyata, tapi kenapa bisa tetap mengharap
seorang cowok yang kelihatan udah nggak mungkin sama dia, walaupun kisah mereka
sebelas-dua belas sama cerita novel?
Oke, karena stupid itulah yang bikin kisah ini unik.
Sayangnya, di beberapa baris pertama, aku harus mengulang untuk benar-benar
memahami ceritanya. Dan setelah itu mengalir saja, sih.
Selain bermasalah sama
bab awal, nama tokoh cowoknya juga mengganggu banget. Kenapa harus Novel, sih?
Padahal dalam cerita banyak kata novel sebagai kata benda. Aku jadi perlu
memusatkan perhatian lebih saat mendapati dua kata itu tercetak berdekatan.
Rating 2,3 dari 5 bintang
#2 Praline Caramel by Donna Widjajanto
Ini tentang Gail yang
udah punya pacar, tapi naksir temannya sendiri yang namanya Reza. Karena
perasaan itulah, saat pacarnya melamar Gail, dia malah menolak dan meminta
putus. Setelah lulus, dia bekerja sebagai seorang reporter. Diam-diam
kameramennya yang bernama Teguh naksir dia.
Menurutku, novelet ini
kurang sekali mengangkat feel move on-nya.
Ceritanya lebih kepada cerita cinta Gail secara keseluruhan, mulai dari
kebimbangannya karena hatinya mendua, sampai perasaannya yang mulai galau
karena Reza yang mulai jarang membalas kabar-kabarnya, dan perasaan saat dia
tahu Teguh suka sama dia.
Kalau sekelebat memang move on-nya terasa. Tapi, kurang banget
saat dibaca. Ah, iya. Maaf banget, aku nggak suka sama nama Gail. Terasa kurang matching jika digabungkan dengan nama
Teguh, Anto dan Reza.
Rating, 2 dari 5 bintang
#3 Another Orion by Aiu Ahra
Lagi, novelet ini juga
kurang banget feel move on-nya. Oke,
memang Daru sulit move on dari Ryana
yang meninggalkannya karena menyusul ayahnya ke luar negeri. Tapi, cerita di sini lebih
berpusat pada kronologis bagaimana Daru akhirnya jatuh cinta sama Ara.
Dalam cerita lebih banyak
narasinya, ini bikin emosi kurang tersampaikan dengan baik, dan kurang gahar.
Namun, aku suka cara
penulis bercerita tentang bintang. Cukup detail, lho. Dan beberapa adegan
antara Ara dan Daru itu manis juga. Ah, untuk kali ini, aku suka pilihan
namanya. Handaru dan Ara, yang dua-duanya punya makna sebagai salah satu benda
langit yang kalau dilihat dari bumi indah banget.
Rating 2,5 dari 5 bintang
#4 Eyes on You by Clara Canceriana
Ini salah satu novelet
yang aku suka. Tentang Vanya yang selama tiga tahun men-stalker Raymond, cowok teman satu kelasnya yang diam-diam dia suka.
Vanya tahu, Ray nggak pernah bisa move on
dari Rika, dan dia sendiri juga sadar bahwa dia nggak bisa move on dari Ray.
“Mungkin beberapa orang akan
menganggap abnormal. Tapi, ketika menyukai seseorang seperti
ini, hal-hal tidak normal sekalipun bisa menjadi sumber kebahagiaan….” –
Hlm. 131 –
Vanya punya kebiasaan
menguntit Ray dan memfoto cowok ini dengan kamera Fujica-nya. Dia mengumpulkan
foto-foto Ray menjadi satu yang pada suatu hari membuat Ray sadar, Vanya
menyukainya.
Rasanya, aku ikutan
nyesek saat Vanya mulai deket sama Ray, tapi hanya sebagai teman curhat. Dan,
geleng-geleng saat Vanya menjodohkan temannya dengan Ray hanya untuk membantu
Ray move on dari Rika.
“Jika rasa suka ini membuatnya lemah,
lalu bagaimana caranya agar dia kuat?” –Hlm.
152–
Novel ini makin bikin
nyes karena quote-quote-nya yang
nyentil banget. Beberapa quote-nya
ngena banget sama hidup aku.
“…Gue yang punya perasaan ini. Gue tahu apa yang harus gue
lakukan.” – Hlm. 155
–
Yes, of course!
“Orang yang nggak bisa move on
itu mungkin menyedihkan. Tapi, buat gue, ada yang lebih menyedihkan, yaitu
orang yang nggak menyatakan perasaannya cuma karena rasa takut dalam diri
sendiri.” – Hlm. 155 –
Semprul banget ini quote… *pura-pura nggak baca
“Lo tahu? Waktu lagi suka sama orang,
saat itu lo bakal paham apa makna senang dan sedih sekaligus. Ya, nggak? Gue
ngerasain itu.” –
Hlm. 157 –
Hmm… iya, gue juga Mbak Clara
*buang muka
Hahaha…. Baru pertama
curhat colongan sebanyak ini di review-ku sendiri Sudahlah, udah terlanjur ditulis!
Rating, 3,5 dari 5
bintang
#Cinta Dua Sisi by Aida MA
Menurutku, novelet ini
juga nggak fokus sama temanya. Dia lebih banyak mengangkat kisah bagaimana Anna
dan Dante akhirnya bisa menjadi sepasang kekasih dan kenapa akhirnya mereka
berpisah.
“…gambar lo ini kayak paru-paru,
terus napasnya, ya, puisi gue. Napas juga nggak bakal berarti apa-apa kalau
nggak ada paru-paru, dan paru-paru juga nggak bakal berfungsi apapun kalau
nggak ada sebuah napas.” – Dante – Hlm. 199
Sisi move on-nya benar-benar nggak terasa. Kecuali, pada akhir ceritanya
yang kedua tokohnya dikisahkan berpisah namun tak bisa melupakan satu sama
lain, setelah itu selesai. Move on
hanya menjadi penutupnya. Makanya, feel
move on-nya kurang banget.
Tapi, di luar dari
temanya, aku suka sama cara berceritanya, alurnya, sampai karakter Dante-nya.
Uh, Dante itu pasti keren plus unik
banget kalau di dunia nyata. Hmm... ada satu paragrap yang manis banget. Manis
sampai bikin aku menghela napas.
“Perahu itu kini melabuh, melempar
jangkar, mengikat sauh. Biar angin, biar putik bunga ini yang setia
mendatangkan rasa, seperti sebaris
ucapan, “Kok, aku kangen, ya.” – Hlm. 200 –
Ratingnya, 3 dari 5
bintang.
#6 You after Us by Dy Lunaly
Aku baru pertama menemui
cara bercerita seperti ini. “Aku” si pencerita, menyebut “dia” sebagai bagian
yang menjadi tokoh utama pendampingnya sebagai ‘Kamu”. Biasanya, meski POV yang
dipilih adalah orang pertama, mereka akan menyebut tokoh utama pendamping
sebagai dia. Kesannya, seperti pembaca mendengar cerita tentang kisahnya.
Namun, dalam novelet ini, Mbak Dy mengajak pembaca untuk diajak bicara. Woaa…
ternyata feel-nya lebih terasa.
Terima kasih ilmunya, kakak cantik! :D
Cerita dari novelet ini
ternyata tentang seorang cewek yang sudah meninggal dan menyaksikan kekasihnya
belum bisa move on darinya. Ceritanya
mengambil alur maju mundur. Kita di bawa kembali ke masa-masa indah mereka,
saat si cewek─yang biasa dipanggil Honey
oleh si cowok─masih hidup. Dan, kisah akan kembali ke masa kini saat si
cowok yang biasa dipanggil Bee oleh si cewek larut dalam foto-foto dan kenangan
mereka.
Si cewek sebenarnya
selalu ada di dekat si cowok. Dia melihat dan menjawab setiap tanya yang
bergulir dari mulut si cowok. Dan, beberapa adegannya benar-benar manis legit,
tapi saat ditelan ada rasa nyeri di ulu hati. Dan, aku harus berhenti membaca
saat beberapa adegan itu mengingatkan beberapa adeganku dengan… Udahlah, nggak
penting. Yang jelas, Mbak Dy… kamu jahat bikin aku ingat pada apa yang harusnya
aku lupakan!!!!
Lajut ke cerita.
Aku baru menyadari posisi
si cewek sebagai pencerita ternyata sudah meninggal setelah menamatkan beberapa
bab. Dan, yang menjadi pertanyaan setelah menyelesaikannya adalah kenapa si
cewek meninggal? Maksudnya, bagaimana si cewek meninggal? Lalu, aku kurang sreg sama kata *Kepedan dan *ngakak yang
terselip dalam surat. Kayak mengurangi rasa syahdunya. Itu saja, sih yang
ganggu. Lainnya, suka banget. Suka mbak… serius suka! Bukan karena dikasih bukunya, tapi serius, aku suka banget!
Rating 4,4 dari 5 bintang
karena udah membawakan kisah yang bikin nggak bisa move on. Hahaahaha
Terakhir rating dari
keseluruhan cerita adalah 2,95. Kalau dibulatkan jadi 3 dari 5 bintang. Dan,
buku ini beneran recommended buat
yang lagi berkutat sama intrik move on-nya
atau kamu yang hobi sama kisah sadness.
Tulisan ini diikutkan dalam Indonesian Romance Reading Challenge
waghh..terimakasih banyak utk reviewnya..jadi masukan nih buat yg nulis.hehehehhe
ReplyDeleteTerima kasih juga sudah mampir mbak Aida M.A :D
ReplyDelete