Penulis : Dy Lunaly
Penerbit : Bentang Belia
Genre : Young Adult, Fiksi, Traveling,
Roman
Terbit : Oktober 2013
Tebal : 199 hlm
ISBN : 978 – 602 – 7975 – 59 – 0
Harga : Rp. 39.000
Persahabatan merupakan
jalinan yang terkadang lebih indah dan lebih kekal daripada cinta.
Sampai-sampai, beberapa orang memilih memendam cinta pada sahabatnya sendiri
karena takut merusak circle
persahabatan itu.
Dan, inilah yang terjadi
dalam circle persahabatan Wira,
Jiyad, Noura, Adhia, dan Kalyan. Masing-masing di antara mereka punya rahasia.
Kemudian, rahasia itu mulai terurai dalam perjalanan mereka menyusuri lima Negara
di Eropa.
Buat Wira, rahasianya
tidak hanya tentang perasaannya pada salah satu sahabatnya. Dia punya masalah
lain tentang masa lalunya, tentang Negara Belanda–tempatnya dilahirkan, namun
sekaligus tempatnya kehilangan sang ayah.
“…kayaknya keputusanku untuk kembali
ke kota ini salah. Kota ini kontak pandora yang seharusnya nggak aku buka.” – Wira – hlm. 15
Sebenarnya, Wira terlalu
enggan menapakkan kakinya di Belanda, seperti sang mama yang tak mau lagi
mengunjungi Negara ini. Tapi, Wira tetap ke sana. Dia ingin menunjukkan
keindahan kota kelahirannya pada ke empat sahabatnya.
“Mungkin kamu benar, Ra. Kota ini bukan pelakunya, tapi aku
merasa kota ini masih berhutang penjelasan kepadaku.” – Wira – hlm. 25
Belgia, Negara inilah
yang dipilih Jiyad sebagai Negara impiannya karena tiga alasan, arsitektur, fotografi, dan
Tintin. Kemudian, di sinilah Jiyad mencurahkan perasaannya.
Dia punya rahasia tentang
hatinya. Ada rasa cemburu yang dia pendam pada salah satu sahabatnya. Namun, Jiyad
tak pernah mengungkapkan secara gamblang. Kenapa? Karena kalau dia
mengungkapkannya, maka rahasianya yang lain akan terbongkar.
Namun, Jiyad sudah bertekad
akan mengatakan rahasianya, meskipun sebenarnya dia takut, takut sahabatnya
marah dan meninggalkannya.
“Jujur memang tidak selalu
menyenangkan karena terkadang kejujuran itu akan menyakiti orang lain. Tapi,
seorang sahabat pasti bisa memahami kejujuran itu walau terkadang membutuhkan
waktu untuk menerimanya.” – Jiyad – hlm. 75
Luxemburg merupakan Negara
yang dipilih Noura. Dan menurut para sahabatnya, Luxemburg begitu mirip karakter
Noura, tenang, damai seperti nggak ada masalah dan memberi kesan seperti semua
baik-baik saja.
Tapi, ternyata Luxemburg
bukan Negara impian Noura. Dan keputusan Noura menjadi bagian yang menimbulkan
kekecewaan untuk teman-temannya.
Sejak awal, perjalanan
ini adalah perjalanan untuk mewujudkan Negara impian mereka. Tapi, buat Noura
memikirkan hal yang terbaik untuk semua adalah yang lebih utama dari pada
kebahagiaanya sendiri.
“…seseorang itu kelihatan bahagia
kalau dia bahagia karena mendapatkan apa yang dia inginkan, bukan karena
berhasil membahagiakan orang lain.” – Adhia – hlm. 99
Adhia memilih Paris
sebagai Negara yang mereka kunjungi berikutnya. Cewek yang hobi shopping ini punya impian merayakan
ulang tahunnya di sana. Dia juga bermimpi mendapatkan pernyataan cintanya di
kota romantis ini.
“Tapi, sebenarnya bukan sikap
manisnya itu yang bikin aku sadar kalau aku mencintai dia. Aku sadar karena aku
memilih menghubungi dia dari beberapa pilihan yang aku punya. Aku mau dia yang
jadi supermen-ku, bukan orang lain.” – Adhia – hlm.
103
Namun, saat mimpinya
mendapatkan pernyataan cinta dikabulkan, dia malah merasa sedih. Ya, salah satu
sahabatnya menyatakan perasannya pada Adhia. Konflik batin Adhia di mulai. Dia
merasa bersalah pada sahabatnya karena dia sadar sudah melukainya. Bukan dia
yang diharapkan Adhia untuk menyatakan cinta, tapi temannya yang lain.
“Liburan mungkin sama dengan hidup, kita bisa merencanakan
semuanya sesempurna mungkin, tapi itu bukan berarti semuanya akan berjalan
sesuai rencana kita. Tapi, kejutan-kejutan kecil seperti itu yang membuat
liburan jadi menarik!” – Adhia – hlm. 115
Kota berikutnya adalah Venesia,
Italia. Di kota ini Kalyan
ditantang untuk berani menghadapi perasaannya. Dia yang disebut sahabatnya
pengecut berusaha untuk berjuang mengutarakan cintanya walaupun Kalyan
benar-benar takut semua akan berubah setelah itu.
“Cinta itu bukan matematika, Yan,
nggak pernah ada yang pasti di dalamnya dan semua kemungkinan itu bisa terjadi.” – Noura – hlm. 174
Pssst…!!! merupakan novel traveling
roman yang ringan dan seru.
Awalnya, membaca tagline “5
sahabat, 5 negara, 5 rahasia”, aku berpikir 5 rahasia adalah 5 hal yang berat.
Ternyata tidak, dan itu malah asyik karena beberapa hari sebelum membaca novel
ini, aku harus menghadapi novel dengan masalah ribet.
Setiap tokoh dalam novel
ini punya bagian masing-masing untuk bercerita. Dan di sana, karakter maupun
rahasia mereka mulai terlihat dengan jelas.
Wira yang seru dan
digandrungi cewek-cewek. Jiyad yang dewasa. Noura sepertinya punya karakter
mirip Jiyad. Kalyan ceroboh, nggak sensitif, tapi lucu. Sedangkan Adhia ini
lebih childish, ceplas-ceplos dan
cerewet.
Karena ini novel traveling, jelas banyak tempat keren
yang diceritakan. Dan aku cukup suka cara penulis menceritakan detail setting-nya. Tapi, aku kurang nyaman
saat Adhia membahas outfit yang dia
kenakan. Menyebutkan satu persatu jenisnya, em…agak nggak terlalu pas
menurutku, walaupun aku tahu si Adhia gila fashion.
Dan, kayaknya, si Wira lebih cocok nggak pakai kacamata deh. Hehehe… Peace Mbak Dy.
Negara yang paling aku
suka di novel ini adalah Luksemburg. Aku mupeng banget saat mereka menginap di camping plague di Beaufort, juga
gambaran landscape alam Negara ini. Pokoknya,
Luksemburg ini selera destinasi aku banget.
Bagian Epilog novel ini
diceritakan oleh Wira. Jadi, Wira mendapat dua bagian, membuka dan menutup
novel ini. Wira berhasil menutup novel ini dengar rasa yang tertinggal di
hatiku.
Rating novel ini, 3,2
dari 5 bintang.
Semoga asik dan enak dibaca deh :)
ReplyDeletewww.fikrimaulanaa.com