Penulis : Aan Safrani, Iru Irawan, Mahir Pradana,
Maradilla Syachridar, Sundea,
Theoresia Rumthe, dan Valiant Budi
Penerbit : Gagasmedia
Jenis Buku : Kumpulan Cerpen
Terbit : 2012
Tebal : x + 250 hlm
ISBN : 979 – 780 – 591 – 3
Harga : Rp. 49.000
Manusia hidup dan
berteman waktu. Waktu selalu terbagi dari hari minggu sampai sabtu. Setiap hari
punya kisah dari yang genggap gembita sampai haru biru. Dan disinilah cerita
itu dirangkum untukmu. Menuju(h), kumpulan cerita hari-hari, tentang cinta, hidup,
dan filosofi hati. Selamat menikmati ulasan dariku.
Seninku Selingkuh – Senin kuselingkuhi by Aan Syafrani
Cerpen
ini punya cara bercerita ala stand up
comedy. Bahasanya ringan, dan ada unsur humor. Jadi, meski kisahnya nyesek,
tetep aja bikin senyum.
Ini
tentang Satria yang diam-diam selingkuh di belakang kekasihnya. Dia selalu
diselamatkan oleh sahabat terbaiknya, Rio. Rio ini juga sahabat Fela, kekasih
Satria.
Bagi
Satria, rasanya aneh kenapa Rio nggak naksir Fela, padahal Fela itu cantik. Dan
pertanyaannya terjawab saat Fela ingin membuat kejutan untuknya disaat Satria
sudah membuat janji ketemuan dengan Maya.
Dengan
akal bulus yang dia rancang bersama Rio, Satria akan sok-sokan terkejut.
Padahal, apa yang dia lihat ternyata benar-benar membuatnya terkejut. Apakah
itu?
Kisah
cinta bab 1 selesai, berlanjut pada hari senin yang lain, dimana dia bertemu
Evi, gadis yang memiliki lebih dari satu bagian tubuh yang disukai Satria. Dia
berusaha untuk mendekati Evi. Tapi, saat dia bisa mendekatinya, dia malah
kabur. Kenapa Satria kabur? Nah, cari sendiri deh jawabannya.
Yang
jelas, buku Menujuh dibuka dengan cerita ringan yang asik.
Rating 3,6
Hari Ketika Hujan Mati – Sebelum hari Ketika hujan mati by
Theoresia Rumthe
Cerpen
kali ini terasa seperti teka-teki. Bagaimana tidak? Rasanya aneh dan nggak mungkin
seseorang bisa berpacaran dengan hujan. Bahkan, hujan tampak begitu nyata
seperti sosok manusia dalam ceritanya.
“Hujan pernah bertanya, apa yang
membuatku begitu tergila-gila kepadanya. Aku hanya tersenyum, lalu menjawab, ‘Karena
kau hujan─kau tahu, melindungi hatimu sendiri supaya tidak kedinginan.’” – Hari Ketika Hujan Mati – Hlm. 50
“Toh ketika kau jatuh cinta – kepada orang
atau kepada apa pun, bukankah cukup kau yang merasakannya. Tak perlu ada
penjelasan panjang lebar.” - Hari Ketika Hujan Mati – Hlm. 53
Teka-teki
mulai dikuak saat Selasa yang lain bercerita. Kali ini bukan lagi Rainra yang
bercerita, tapi Rianra. Nama mereka memang mirip. Sampai-sampai, awalnya aku
pikir typo. Ternyata memang begitu.
“Justru itulah. Filosofi tidak lahir
dari hal-hal besar. Ia lahir dari hal-hal paling sederhana. Yang biasanya kita
temukan hari-hari.” –
Hari Ketika Hujan Mati – Hlm. 50
Rianra
adalah dokter yang masih belum bisa benar-benar move on dari masa lalunya. Lewat Rianra, kita akan tahu ada apa
dengan Rainra.
Di
cerpen ini aku menemukan banyak kutipan keren. Menurutku, cerpen yang ini
memang filosofis sekali. Salut sama penulisnya.
“Tak ada yang tahu ketika cinta
datang menghampirimu. Cinta kadang egois. Ia membuat manusia tidak bisa memilih
dan jatuh begitu saja.” –Sebelum hari Ketika hujan mati – Hlm. 58
“Karena ketika kau sangat menintai
seseorang, kehilangan itu semacam kabut. Ia ada tapi tak tersentuh. Kau hanya
bisa merasakan dinginnya. Kau bisa pura-pura tak melihatnya.” - Sebelum hari Ketika hujan mati – Hlm.
60
“Hidup selalu penuh kejutan, teman. Berhati-hatilah
dengan milikmu sekarang. Itu bisa diambil kapan saja.” - Sebelum hari Ketika hujan mati –
Hlm. 61
Rating 3,4
Haru biru kelabu – Baru hari rabu by Iru Irawan
“Dan jika ada seseorang bernama Sorry,
pastilah ya sosok terpopuler sejagat raya setelah Tuhan.” - Haru biru kelabu – Hlm. 74
Ini
tentang cewek yang diputusan oleh kekasihnya lewat SMS. Lalu melalui selembar
kertas bon belanjaan yang dititipkan pada pelayan kafe. Kemudian, si cewek
mulai menuliskan perasaannya di twetter. Karena dia terus menangis, seorang
pria menghampirinya. Dia mencoba menenangkan si cewek.
“Maka bertanyalah, temukan jawaban, lalu tersenyum kembali. Seburuk
apapun peristiwa yang kamu alami hari ini, yakinlah hari esok akan lebih baik.” - Haru biru kelabu – Hlm. 81
Di
bagian kedua si cewek harus menghadiri ulang tahun sahabatnya. Dan di sini
sepertinya dia bertemu dengan pria yang kemarin menyapanya di kafe.
Ada
sesuatu yang aneh antara si cewek, temannya dan pria yang pernah menyapanya di
kafe itu.
Kali
ini cerita disampaikan dengan ringan kembali. Meski ceritanya termasuk cerita
sedih tapi aku tersenyum. Tersenyum dengan gaya berceritanya, kalimat-kalimatnya
juga post tweet-nya.
Namun,
di hari rabu berikutnya, aku sedikit bingung. Ceritanya berputar, mengajak
pembaca untuk berpikir. Tapi, beberapa clue tetap membuatku sulit berpikir.
Meskipun, di akhir, aku bisa menangkap maksud penulis. Bolehlah, ceritanya
seru.
Rating 3,5
Kamis : puk-puk – Simak! Kup! Kup! by Valiant Budi
Bisa
dibilang, trik Selasa dan Kamis sama. Kita diberi tebakan-tebakan. Kita dibuat
bertanya, ‘ini gimana maksudnya?’ Lalu, di bagian kedua, clue dan paparan mulai
disampaikan.
Cerita
di hari kamis ini memberikan kita pesan, hati-hati di tempat umum, karena tema
pertama yang diangkat adalah kisah seorang wanita yang terkena hipnotis.
Sedangkan di tema kedua adalah tentang kehidupan seorang penipu yang kadang
menggunakan cara menghipnotis atau memberikan telepon untuk mengabarkan hadiah
seratus juta atau kabar anaknya kecelakaan dan trik-trik lainnya.
Menurutku,
cerita ini termasuk cerita dengan tema yang menarik. Apalagi untuk bagian
keduanya.
Rating 3,0
Follow friday – Moonliner by Mahir Pradana
Bagian
pertama diceritakan oleh pemilik sebuah majalah. Tabloid itu punya rubrik yang
bernama Follow Friday. Masalah muncul saat pemimpin rubrik memilih Ibu Presiden
sebagai profilnya. Nah, disini si pemilik tabloid mulai menyisipkan state of mind dalam cerita. Ini bagus
sekali.
Sayangnya,
di bagian kedua cerita tampak sederhana. Tentang cinta dan pernyataan cinta.
Tak banyak yang bisa aku ambil dari cerita kedua.
Rating 2,6
Ke mana sabtu pergi? – Ke sana sabtu pergi by Sundea
Untuk
cerpen yang ini sejujurnya aku sulit mengambil poin yang ingin disampaikan.
Baik untuk cerpen pertama maupun kedua.
“Mencari ke mana? Memangnya, kamu tahu di mana
hari-hari mungkin bersembunyi? Kita kan tidak pernah hilang. Kita selalu ada
meskipun orang-orang tak memanfaatkan kita.” - Ke mana sabtu pergi? – Hlm. 186
Penulis
bercerita tentang Sabtu yang melarikan diri dan menjadi Sabtu Kelapa (pelesetan
dari sabut kelapa). Lalu, bagian dua bercerita tentang bayang-bayang yang ingin
mencelakakan Sabtu Kelapa.
Hanya
begitu. Rasanya seperti membaca novel terjemahan thriller. Cukup pusing,
hehehehe…
Rating 1,5
Solo stranger – Solo stalker by Maradilla Syachridar
Ceritanya
tentang seorang cewek, Aimee yang punya kebiasaan mengirim email dengan seorang
cowok bernama Wega. Aimee dan Wega belum pernah bertemu, itu kenyataannya.
Namun, inilah yang membuat Aimee datang ke Solo dan membuntuti Wega, diam-diam.
Dia berharap bisa melihat langsung Wega memencet send untuk mengirimkan email untuknya. Tapi, apakah Aimee
mendapatkan apa yang dia cari? Atau dia malah menemukan sesuatu yang lain?
Jika
bagian pertama diceritakan oleh Aimee, bagian kedua diceritakan oleh Wega. Apa
yang dipertanyakan dibagian pertama terjawab di bagian kedua. Dan, cerita ini
cukup menarik juga ringan.
Rating 3,4
Pada dasarnya, setiap
cerita mengangkat tema yang menarik. Mungkin ada beberapa yang biasa saja. Dan,
setiap penulis punya dua jatah cerpen sebagai pengisi buku ini.
Pemilihan cerpen mana
yang menjadi cerpen pembuka sangat tepat. Karena cerpen pertama adalah bagian
yang membuat pembaca memutuskan untuk terus membaca atau berhenti. Dan jujur,
cara bercerita di cerpen pertama-lah yang membuatku memutuskan membaca seluruh
cerpen di buku ini.
Jika di lihat dari
pemberian rating aku memang menyukai cerpen Aan Syafrani. Iya memang begitu,
tapi jika dilihat dari cara berceritanya. Untuk tema yang diambil, aku lebih
suka cerpen karya Theoresia Rumthe. Dan untuk cerita paling unik menurutku
ditulis oleh Iru Irawan. Namun hanya di cerpen Haru biru kelabu.
Tema besar di buku ini
memang hari. Beberapa tema besar ini amsih terasa tempelan. Jelas yang punya
cerita sangat sesuai dengan tema besar adalah Ke mana sabtu pergi? – Ke sana
sabtu pergi by Sundea. Sayangnya, ekseskusi kurang berhasil.
Namun, pembaca memang
punya selera berbeda. So, suka dan tidak suka disebuah bagian tertentu adalah
biasa. Tapi, aku tetap merekomendasikan buku ini, karena muatan yang
dikandungnya cukup keren untuk dinikmati.
Dan covernya, ini cover
yang manis. Aku juga suka dengan gambar ilustrasi di dalamnya. Kesannya seperti
gambar anak-anak. Tapi itulah yang unik. Beneran aku suka. Jempol empat buat
Lalang Bohang, si Ilustrasi Isi.
Rating keseluruhan 3 dari
5 bintang.