Penulis : Nina Ardianti
Penerbit : Gagasmedia
Genre : Romance
Kategori : Young Adult
Terbit : 2007
Tebal : vi + 274 hlm
ISBN : 979 – 780 – 086 – 5
Harga : Rp. 34.000
Apa yang akan kamu
lakukan jika kamu mempunyai pacar baik, ganteng, pengertian, cinta mati sama
kamu – pokoknya, dia perfect banget?
Bersyukur? Bakalan menjalani seumur hidupmu dengannya? Tak akan pernah
berpaling sejengkalpun dari dia?
“Siapa yang nyangka sih kalau dirinya
bisa sayang dengan Ilham, di saat dia merasa bahwa hidupnya perfect dengan kehadiran Fedi di sisinya?” – hlm 150
Yap, normalnya begitu. Tapi,
buat Rere beda. Ini karena seorang cowok yang sifatnya 180 derajat berkebalikan
banget dari Fedi, pacar perfect-nya
Rere.
“Ilham tuh kayak dosa manis yang
nggak bisa buat nggak dilakuin. Udah tau terlarang, tapi karena manis si hati
selalu maksa buat bertentangan dengan otak dan ujung-ujungnya otaklah yang bakal
nyerah.” – hlm. 66
Ilham punya sifat tengil,
badboy, ngomongnya ngeselin tapi dia membuat Rere nggak bisa nggak
memperdulikannya. Rere jatuh cinta pada Ilham sampai-sampai dia rela selingkuh
– yah, walaupun tidak bisa dibilang selingkuh juga, karena Ilham dan Rere nggak
jadian. Tapi, mereka sering hang out
berdua, dan punya komunikasi intens banget.
“Lo ngerti nggak sih, suatu saat,
suatu waktu, lo bertemu dengan orang yang nggak pernah lo perhitungkan
sebelumnya, nggak pernah berpikir untuk bisa suka atau sayang sama orang yang
tipenya jelas-jelas lo jauhin, tapi begitu lo dekat dengan dia.., when it’s right… you just click.” –
Rere – hlm. 108
Di saat Ilham dan Rere
dekat, Fedi makin menjauh dari Rere karena kesibukannya menjadi PO sebuah acara
di kampusnya. Jelas dong situasi ini membuat hubungan Rere-Ilham makin lengket
sampai-sampai mereka digosipkan ada apa-apa.
Tapi, pelan-pelan Rere
merasa capek juga. Dia capek bohong terus. Dia ingin menyudahinya. Tapi, dia tidak
bisa melepaskan Fedi, maupun Ilham. Dia jadi cewek paling egois di dunia ini.
Dan, dia tahu itu.
“Yah terserah lo Re. sekarang bola
ada di tangan lo. Hanya lo yang bisa mutusin milih gimana…” – Sarah – hlm. 111
Ilham sendiri tak ambil
pusing dengan statusnya yang tidak jelas. Kalau dia bisa sama Rere ya
Alhamdulillah, tapi kalau nggak ya berarti nasib.
“Gue sayang lo, Re…, Makanya gue
nggak pernah nyuruh lo buat milih. Gue nggak tega. Pasti susah banget buat
milih salah satu dari yang lo sayang. Lagi pula gue kan bukan pilihan…,” – Ilham – hlm. 126
Namun, ini bukan kisah
yang terlihat simpel-simpel saja. Ada banyak intrik dan konspirasi di dalamnya.
“Satu-satunya harapan kamu terletak
di sini. Hati kamu. Kamu yang memutuskan siapa yang sebenarnya paling kamu
sayang. Kalau kamu berani, apapun yang dikatakan hatimu, kamu akan menjalaninya
dengan risiko sebesar apapun.” – Alena – hlm. 129
Simple Lie, novel lawas karya Nina Ardianti. Novel yang setahu aku, di
tahun 2014 sampai sekarang dicari banyak penggemar Nina Ardianti, tapi novel
ini udah kayak barang langka aja. Susah banget nyarinya. Kalaupun ada yang
jual, harganya udah kayak novel best
seller yang tebelnya bisa buat ganjel pintu.
Untungnya, aku punya
satu, nih. Udah lama nyempil di pojokan rak buku tapi nggak aku sentuh-sentuh.
Tapi, beberapa hari yang lalu, aku merasa pesona novel ini berpendar-pendar dan
akhirnya mutusin buat membacanya. *Hehehe….alay,
ya? Ini efek baca Simple Lie, lho.
Gaya berceritanya masih
Nina Ardianti ala jadul, kayaknya. Meskipun, udah terasa banget khas penulis
satu ini – heboh. Tapi, novel ini bertebaran typo dan beberapa kalimat tidak
baku.
Dan, dalam satu bab,
banyak sekali adegan-adegan yang tiba-tiba. Terasa kayak potongan-potongan
cerita jadinya. Juga bikin bingung, karena nggak ada penjelasan perpidahan setting dan situasi. Tiba-tiba aja
nyeletuk gitu. Trus terlalu banyak “hehehe” dalam narasi. Ini sedikit ganggu
juga.
Tapi, novel ini punya
Ilham si cowok badboy yang bikin jatuh cinta. Nggak cuma Rere yang kesengesem,
aku pun terpesona habis-habisan sama cowok satu ini. Tengil memang, tapi
tengilnya itu, tuh yang bikin ‘wao’.
Sedangkan Fedi, meskipun
dia cowok perfect, aku nggak terlalu
bisa menangkap pesonanya. Sedangkan Rere, dia cewek yang asyik, tapi dia punya
jiwa licik juga. Dan, dia juga egois. Yah, kebuktilah sama sikap dia yang nggak
bisa menentukan pilihannya.
Aku paling suka sama
interaksi Rere-Ilham. Mereka tuh lucu banget. Pokoknya ngegemesin. Erg… Ilham
itu, ya… benar-benar…eghh… baca sendiri, deh. Kamu nggak mungkin bilang, ‘nggak
jatuh cinta sama Ilham’. Dia lebih memikat dari pada si Fedrian Arsjad.
Simple Lie dari bab
pertama sampai bab 2 terakhir memang kesannya berjalan dengan sangat ringan
meskipun banyak problem di sana-sini. Tapi di ending-nya, kita dibuat terhenyak pada setiap fakta yang dibeberkan
penulis.
Oh, ternyata novel ini
nggak sesimpel kelihatannya. Para tokohnya nggak kelihatan seperti apa yang ada
di cerita. Semua tampak begitu berbeda. Konflik ini ternyata punya penyelesaian
yang super ruet. Tapi, oke banget.
Untuk ratingnya, aku
kasih 3,4 dari 5 bintang deh.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletekisah cinta memang bukan kisah cinta kalau tidak penuh dengan intrik,
ReplyDeletengomong2 followback blog dong :)
Oke, done :D
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletehalooo...
ReplyDeletekalo boleh tahu kamu dapat buku ini darimana ya? kebetulan aku lagi nyari bukunya mba nina yg ini. pretty please for the information
you can contact be by rina.nasution25@gmail.com
Udah aku email
ReplyDeleteMba novelnya dijual atai dipinjemin gak mba? Aku kangen banget baca novel ini mba 😭
ReplyDeleteRespon ke emailku ya mba syifa.chaerunnisa@gmail.com
Ini novel keramat hahaha... kalo mau main ke rumahku boleh deh aku pinjemin :D
DeleteHai,,lg ngubek2 dunia maya nyari novel mbak nina yg simple lie dan restart dan nemu tulisan kamu.
ReplyDeleteKamu dpt novel ini d mn ya? Tlng informasinya ya k email aku kikiputri14@gmail.com
Aku dapat novel ini dari jualan second. Nggak sengaja nemu.
DeleteTrus kemarin aku dapat lagi, dan aku jual. Kan aku jualan buku juga. Coba follow Vooklaza, deh. Ntar kalau aku ready, pasti aku posting disana :)