Penulis :
Sarah Dezaky
Penerbit :
Gramedia
Genre :
Romance, Drama
Kategori :
Metropop, Pernikahan, Adult
Terbit : 2014
Tebal : 240
hlm
ISBN : 978
-602 – 03 – 0603 – 2
Harga : Rp. 47.000
“Dan sekarang gue semakin mengerti kenapa kalian yang sangat
berbeda bisa menikah. Jawabannya karena kalian saling berhutang cinta.” – Adit – hlm. 231
Asassy Paramitha – Sassy,
perempuan yang bekerja di sebuah bank sebagai customer service.
Dia menikah dengan Luthfi Syahbana seorang maniak game sekaligus
pemilik Game
Developer yang berkembang di kota Bandung.
Mereka berdua sangat bertolak
belakang. Sassy cerewet, Luthfi irit ngomong. Sassy teliti dan rapi, Luthfi
berantakan sekali. Sassy suka pedas, Luthfi menghindari makanan berasa pedas.
Dan saat mereka sudah menikah,
perbedaan-perbedaan itu menjadi titik masalah di rumah tangga mereka. Apalagi,
saat sosok masa lalu Sassy hadir kembali, Adit.
“Adit, ini semua masih tentang Adit. Bagian dari puzzle cerita
masa lalu yang tiba-tiba hadir kembali.” – hlm. 87
Buat Luthfi, menikahi Sassy adalah sebuah keberuntungan di tengah
kesempitan. Karena sebelum dengan Luthfi, Sassy hampir menikah dengan Adit.
Namun, karena laki-laki ini meninggalkannya sebulan sebelum pernikahan, Luthfi
mendapatkan kesampatan untuk mendapatkan hati Sassy dan menikahinya.
Tapi Luthfi tahu, meskipun Sassy menerima lamarannya, separuh hati
perempuan ini masih milik Adit. Pertengkaran mereka semakin membuat Sassy ragu
bisa terus memperjuangkan rumah tangganya.
Kembali kepada Adit, atau terus mempertahankan Luthfi? Sassy
sadar, dia masih punya hutang cinta pada suaminya. Namun, kuatkah dia?
“Jadi artinya selama ini mereka memaksakan cinta? Artinya cinta
dalam pernikahan mereka sebenarnya hanya ilusi? Dan… dan sebaiknya mereka
menyudahi ini semua?” – hlm. 190
I Owe You Love, novel
Metropop yang berkisah tentang hubungan suami istri. Mengangkat konflik
perbedaan karakter, cara pikir dan rasa cemburu di dalam sebuah rumah tangga.
Memang udah mainstream banget,
ya? Tapi, cara bercerita penulisnya, juga pilihan diksinya yang nggak picisan,
bikin novel ini asyik banget. Sampai-sampai aku cuma butuh setengah hari buat
menyelesaikannya.
Hubungan Luthfi dan Sassy membuat
aku iri. Pertengkaran-pertengkaran mereka malah terkesan bikin interaksi mereka
terasa intim. Apalagi cara Luthfi membujuk Sassy agar berhenti ngambek. Es
krim, ya… Luthfi membelikan Sassy es krim. Sederhana memang, nggak terlalu
manis tapi kok malah ngena, ya?
Karakter Sassy yang cerewet, juga
kadang ajaib bikin novel ini renyah. Kok ajaib? Sassy
itu suka banget sama sepatu, dia bisa mengingat kejadian dari sepatu yang dia
pakai saat itu. Sassy juga agak alay. Kelihatan
dari cara dia menulis phonebook di
ponselnya – My
hUsbAnD. Masih
untung, sih bikin ‘A’nya nggak pakai angka empat, dan “S’ nya pakai angka lima.
Kalau karakter Luthfi sih aku
familiar sama cowok kayak begini. Lutfhi yang ngomongnya irit, namun sensitif
abis. Lagi, masa lalunya dulu, saat kedua orang tuanya bercerai dan nggak ada
yang mau membawanya – membuat sosok Luthfi jadi egois.
Sikap Luthfi yang cemburu banget
sama Adit menurutku, sih, normal. Kalau melihat sejarah hubungan Adit dan
Sassy, Luthfi memang harus was-was. Namun, mau bagaimana, cuma Adit yang bisa
diandalkan Sassy di saat-saat genting.
Sifat Luthfi dan rasa cemburunya ini jadi pemicu masalah rumah
tangga mereka juga. Lutfhi yang cueknya minta ampun, super sibuk dan nggak
romantis membuat Sassy berusaha keras menerima suaminya apa adanya. Ini membuat
Sassy merasa dia hanya berjuang sendirian.
“Itu masalahnya. Bagi kamu, semua masalah yang berkaitan denganku
dianggap sepele. Selama ini aku ngerasa tidak masuk dalam perioritasmu.” – Sassy – hlm. 38
Undangan yang tercetak di belakang
halaman judul dan prolognya berhasil memancing rasa penasaranku. Nama Adit yang
tercetak di sana, bukan Luthfi. Kemudian, barulah di bab pertama, tiba-tiba
nama suami Sassy adalah Luthfi, bukan Adit. Nah, apakah terjadi typo pada nama
suami Sassy? Ternyata tidak ada yang salah, kok.
Di bagian bab pertama, saat penggambaran
aktifitas Sassy di kantornya, menurutku nggak penting, dan harusnya di cut aja. Karena
nggak melibatkan apapun, kecuali hanya memberi tahu pembaca tentang pekerjaan
Sassy. Just it.
Yang perlu diacungi jempol tentang
bidang yang digeluti Luthfi. Penulis begitu detail menggambarkan dunia Game Developer.
Gimana tahap-tahap bikin game, sampai bagaimana siklus hidup para pembuat game
ini. Jangan-jangan
penulis adalah pembuat game kayak Luthfi.
Kalau Sassy merasa suami kayak
Luthfi itu menyiksa, menurutku Luthfi itu manis kok. Emang cuek dan nggak
romantis. Tapi, cowok emang kayak begitu. Yang romantis malah nakutin.
Jangan-jangan dia romantisnya sama orang lain juga. Hiii!!!
Alur novel ini cepet banget, namun
sistematis dan nggak nyalahin step by step-nya.
Konflik dan penyelesiannya juga oke dan nggak berlebihan.
Pokoknya novel ini keren. Meskipun
nggak banyak quote-nya.
Rating untuknya 4,3 dari 5
bintang.
Kayaknya udah banyak buku gue soal Romance, sama-sama penyuka romance :)
ReplyDeletejadi kepengen punya suami deh -.-"
ReplyDeletesuka covernya. awalnya saya kira tentang pecinta kopi. tapi gak ada tentang kopi kayaknya
@Fikri : Aku juga banyak. Hahaha...
ReplyDelete@Artha : Sama... hikz.. aku jg mbak. Suami yg kaya Luthfi atau Awang di Novel Sempurna by Nonier itu kayaknya oke. Heheehe...
Iya, mbak, Nggak ada kopi2annya. Seru lho, gaya berceritanya oke. Padahal, kemarin sempat nggak yakin sama novel ini. Buku ini sebenarnya barang dagangan. Hasil kulakan. Eh, pas dibaca ngena banget di hati. Trus keep sendiri deh. :D
mbak, alamat kontak pengarang nx ada ? email, fb, twit ato apa aja boleh
ReplyDelete^_^
Wah, aku g tahu kontak dia. Hehehehe...
ReplyDelete