Friday, January 16, 2015

Resensi – I OWE YOU LOVE “Mencintaimu karena kamu”


Penulis : Sarah Dezaky
Penerbit : Gramedia
Genre : Romance, Drama
Kategori : Metropop, Pernikahan, Adult
Terbit : 2014
Tebal : 240 hlm
ISBN : 978 -602 – 03 – 0603 – 2
Harga : Rp. 47.000
“Dan sekarang gue semakin mengerti kenapa kalian yang sangat berbeda bisa menikah. Jawabannya karena kalian saling berhutang cinta.” – Adit – hlm. 231

Asassy Paramitha – Sassy, perempuan yang bekerja di sebuah bank sebagai customer service. Dia menikah dengan Luthfi Syahbana seorang maniak game sekaligus pemilik Game Developer yang berkembang di kota Bandung.
Mereka berdua sangat bertolak belakang. Sassy cerewet, Luthfi irit ngomong. Sassy teliti dan rapi, Luthfi berantakan sekali. Sassy suka pedas, Luthfi menghindari makanan berasa pedas.
Dan saat mereka sudah menikah, perbedaan-perbedaan itu menjadi titik masalah di rumah tangga mereka. Apalagi, saat sosok masa lalu Sassy hadir kembali, Adit.
“Adit, ini semua masih tentang Adit. Bagian dari puzzle cerita masa lalu yang tiba-tiba hadir kembali.” – hlm. 87

Buat Luthfi, menikahi Sassy adalah sebuah keberuntungan di tengah kesempitan. Karena sebelum dengan Luthfi, Sassy hampir menikah dengan Adit. Namun, karena laki-laki ini meninggalkannya sebulan sebelum pernikahan, Luthfi mendapatkan kesampatan untuk mendapatkan hati Sassy dan menikahinya.
Tapi Luthfi tahu, meskipun Sassy menerima lamarannya, separuh hati perempuan ini masih milik Adit. Pertengkaran mereka semakin membuat Sassy ragu bisa terus memperjuangkan rumah tangganya.
Kembali kepada Adit, atau terus mempertahankan Luthfi? Sassy sadar, dia masih punya hutang cinta pada suaminya. Namun, kuatkah dia?
“Jadi artinya selama ini mereka memaksakan cinta? Artinya cinta dalam pernikahan mereka sebenarnya hanya ilusi? Dan… dan sebaiknya mereka menyudahi ini semua?” – hlm. 190
I Owe You Love, novel Metropop yang berkisah tentang hubungan suami istri. Mengangkat konflik perbedaan karakter, cara pikir dan rasa cemburu di dalam sebuah rumah tangga.
Memang udah mainstream banget, ya? Tapi, cara bercerita penulisnya, juga pilihan diksinya yang nggak picisan, bikin novel ini asyik banget. Sampai-sampai aku cuma butuh setengah hari buat menyelesaikannya.
Hubungan Luthfi dan Sassy membuat aku iri. Pertengkaran-pertengkaran mereka malah terkesan bikin interaksi mereka terasa intim. Apalagi cara Luthfi membujuk Sassy agar berhenti ngambek. Es krim, ya… Luthfi membelikan Sassy es krim. Sederhana memang, nggak terlalu manis tapi kok malah ngena, ya?
Karakter Sassy yang cerewet, juga kadang ajaib bikin novel ini renyah. Kok ajaib? Sassy itu suka banget sama sepatu, dia bisa mengingat kejadian dari sepatu yang dia pakai saat itu. Sassy juga agak alay. Kelihatan dari cara dia menulis phonebook di ponselnya – My hUsbAnD. Masih untung, sih bikin ‘A’nya nggak pakai angka empat, dan “S’ nya pakai angka lima.
Kalau karakter Luthfi sih aku familiar sama cowok kayak begini. Lutfhi yang ngomongnya irit, namun sensitif abis. Lagi, masa lalunya dulu, saat kedua orang tuanya bercerai dan nggak ada yang mau membawanya – membuat sosok Luthfi jadi egois.
Sikap Luthfi yang cemburu banget sama Adit menurutku, sih, normal. Kalau melihat sejarah hubungan Adit dan Sassy, Luthfi memang harus was-was. Namun, mau bagaimana, cuma Adit yang bisa diandalkan Sassy di saat-saat genting.
Sifat Luthfi dan rasa cemburunya ini jadi pemicu masalah rumah tangga mereka juga. Lutfhi yang cueknya minta ampun, super sibuk dan nggak romantis membuat Sassy berusaha keras menerima suaminya apa adanya. Ini membuat Sassy merasa dia hanya berjuang sendirian.
“Itu masalahnya. Bagi kamu, semua masalah yang berkaitan denganku dianggap sepele. Selama ini aku ngerasa tidak masuk dalam perioritasmu.” – Sassy – hlm. 38

Undangan yang tercetak di belakang halaman judul dan prolognya berhasil memancing rasa penasaranku. Nama Adit yang tercetak di sana, bukan Luthfi. Kemudian, barulah di bab pertama, tiba-tiba nama suami Sassy adalah Luthfi, bukan Adit. Nah, apakah terjadi typo pada nama suami Sassy? Ternyata tidak ada yang salah, kok.
Di bagian bab pertama, saat penggambaran aktifitas Sassy di kantornya, menurutku nggak penting, dan harusnya di cut aja. Karena nggak melibatkan apapun, kecuali hanya memberi tahu pembaca tentang pekerjaan Sassy. Just it.
Yang perlu diacungi jempol tentang bidang yang digeluti Luthfi. Penulis begitu detail menggambarkan dunia Game Developer. Gimana tahap-tahap bikin game, sampai bagaimana siklus hidup para pembuat game ini. Jangan-jangan penulis adalah pembuat game kayak Luthfi.
Kalau Sassy merasa suami kayak Luthfi itu menyiksa, menurutku Luthfi itu manis kok. Emang cuek dan nggak romantis. Tapi, cowok emang kayak begitu. Yang romantis malah nakutin. Jangan-jangan dia romantisnya sama orang lain juga. Hiii!!!
Alur novel ini cepet banget, namun sistematis dan nggak nyalahin step by step-nya. Konflik dan penyelesiannya juga oke dan nggak berlebihan.
Pokoknya novel ini keren. Meskipun nggak banyak quote-nya.
Rating untuknya 4,3 dari 5 bintang.

5 comments:

  1. Kayaknya udah banyak buku gue soal Romance, sama-sama penyuka romance :)

    ReplyDelete
  2. jadi kepengen punya suami deh -.-"

    suka covernya. awalnya saya kira tentang pecinta kopi. tapi gak ada tentang kopi kayaknya

    ReplyDelete
  3. @Fikri : Aku juga banyak. Hahaha...

    @Artha : Sama... hikz.. aku jg mbak. Suami yg kaya Luthfi atau Awang di Novel Sempurna by Nonier itu kayaknya oke. Heheehe...
    Iya, mbak, Nggak ada kopi2annya. Seru lho, gaya berceritanya oke. Padahal, kemarin sempat nggak yakin sama novel ini. Buku ini sebenarnya barang dagangan. Hasil kulakan. Eh, pas dibaca ngena banget di hati. Trus keep sendiri deh. :D

    ReplyDelete
  4. mbak, alamat kontak pengarang nx ada ? email, fb, twit ato apa aja boleh
    ^_^

    ReplyDelete
  5. Wah, aku g tahu kontak dia. Hehehehe...

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos