Tulisan ini diikutkan dalam
Giveaway #Kuis1Minggu yang
diadakan oleh @bellazoditama
dan @kopilovie
Menulis adalah bagian
awal yang diajarkan saat kita mengenal bangku sekolah. Namun, kadang menulis
sudah dikenalkan lebih awal sebelum itu. Lalu perlahan tulisan-tulisan itu
merangkai sebuah makna di dalamnya. Mulai dari goresan pengetahuan, sampai
suara hati dan bahkan sebuah kisah imajinasi yang banyak berpengaruh untuk
orang lain.
Dan karena itu aku
menulis. Aku menjadikannya sebagai bagian dari hidupku untuk mengisi
hari-hariku.
Hal pertama yang membuat
aku menulis karena aku ingin orang membaca karyaku di mana aku bisa menciptakan
dunia yang bisa kutentukan sendiri bagaimana ceritanya. Kemudian, menulis
membuat aku bermimpi, mimpi yang sangat tinggi, mimpi terbesar dalam hidupku,
menjadi seorang penulis.
Sebelum aku menjadikan
menulis sebagai hidupku, aku juga melewati proses untuk mencintainya karena aku
harus mengenalnya lebih dalam.
Berawal dari sebuah tugas
bahasa Indonesia saat aku kelas tiga SMP. Saat itu kami diberi tugas membuat
kelanjutan sebuah cerpen yang ada di buku paket kami.
Cerita cerpen hanya ada
dua paragraf, dan kami dipaksa mengarang bebas untuk melengkapinya sampai
akhir. Kemudian, aku mulai beimajinasi dan mencoba melengkapi cerita itu dengan
kelanjutan dan ending yang berbeda dengan yang dibuat kebanyak temanku.
Aku
menceritakan bahwa tokoh mengalami mimpi yang mengerikan, namun
membuat tokohnya menyadari bahwa hidupnya terlalu sia-sia jika dia terus hidup
pasrah seperti itu. Dia harus berjuang agar mimpi itu tidak terjadi padanya.
Akhirnya dia bangkit dan menemukan hidupnya yang baru.
Guruku tersenyum
mendengarku membacakan cerita itu. Guruku bilang, beliau pikir apa yang aku
ceritakan memang berakhir menyedihkan. Beliau sama sekali tak menyangka kalau happy
ending, dan nggak menyangka semua kejadian adalah mimpi. Belia juga menambahkan, makna yang tersirat di dalamnya terasa sangat dalam.
Katanya lagi, beliau
menyukai cerita yang aku buat. Beliau meminta aku lebih aktif menulis untuk
mengasah kemampuanku. Dan seperti sihir, aku melaksanakan sarannya. Perlahan,
aku mulai jatuh cinta dan terus menulis sampai sekarang.
Saat aku semakin melebarkan
imajinasi dan menuliskannya menjadi cerita membuat aku sadar, menulis tidak
hanya mengasikan namun juga sangat dalam maknanya, apalagi jika aku
menuliskannya bersama rasa yang aku tuangkan di dalamnya. Dan, aku mulai ketagihan
untuk membuat berbagai cerpen untuk mading sekolahku, lalu mulai merambah ke
media masa. Akhir-akhir ini mulai aktif di blog dan mencoba menembus ke
penerbit.
Namun, aku beberapa kali
harus berhenti menulis karena kesibukan dan karena tak ada feel. Aku sedikit pesimis mimpiku bisa jadi kenyataan.
Tapi, beberapa bulan yang
lalu aku mengenal seorang penggiat sastra lewat twitter. Beliau memberiku
semangat untuk terus menulis karena aku punya bakat namun dengan kemampuan yang
masih sangat kurang dan harus terus diasah.
Dari situ aku sering
mengikuti event menulis. Jangan pikir aku langsung menang? Tidak! Sampai saat
ini menang dalam event besar masih belum pernah aku cicipin. Namun, dari itu
semua aku bisa tersenyum bangga menatap namaku di sebuah halaman buku antologi
sekalipun aku tak menjadi terbaik. Semangat menulis kembali menggebu saat aku
menang kontes cerpen, walaupun lagi-lagi aku tak menjadi terbaik dan harus puas
dengan juara tiga.
Sekarang, aku masih
menulis dan akan terus menulis. Menceritakan dunia di imajinasiku. Membangun
harapan paling tinggi dari impianku. Dan aku tak akan berhenti sekalipun aku
terus diserbu kecewa karena kegagalan.
Aku selalu ingat, gagal
adalah tanda kita akan berhasil dalam bagian yang lebih besar. Maka, aku akan
terus menulis untuk diriku sendiri yang mencintai menulis. Mencari kebahagian
yang memuaskan keinginanku.
Happy Writing!!!!
Saya justru baru belajar mulaii, tapi sangat sulit.
ReplyDeletemohon bantuannya yach di : http://fiipoo.blogspot.com/2014/10/sulitnya-berjuang-memulai-menulis.html#.VEQjAPmMeDQ
AKU juga sekarang baru memulai menulis
ReplyDelete