Sunday, November 27, 2016

[Review] THE PERFECT HUSBAND – Indah Riyana



Penerbit : Romancious
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Adult, Pernikahan, Wattpad, Perjodohan
Tebit : 2016
Tebal : 576 hlm
ISBN : 978 – 602 – 6922 – 31 – 1
Harga : Rp. 95.000
“Jangan pernah membenci seseorang sampai sebegitu bencinya, Sayang. Kita tidak tahu, entah besok perasaan itu akan langsung berubah jadi cinta.” – Mbak Dita – hlm. 97

Kadang, seseorang terlalu sulit mencintai, meskipun yang dihadapannya adalah orang yang mencintainya dan pantas dia balas cintanya.
Itulah yang terjadi pada Ayla. Dia dijodohkan dengan seorang pria sempurna yang begitu sulit untuk dia cintai meskipun pria itu begitu mencintainya, begitu memujanya, begitu sabar menerima semua kekurangannya.
“Jangan sepelekan murkanya orang sabar dan kecewanya orang yang sudah menjaga, menyayangi, dan mencintai kita dengan tulus. Karena perasaan orang yang sudah kecewa, akan sulit diobati.” – Vanila – hlm. 259

Arsen, baginya wasiat dari sang ayah yang meminta dia menikahi Ayla adalah sebuah petunjuk bahwa Arsen harus memperjuangkan cintanya. Dia harus menikahi Ayla meskipun gadis ini terang-terangan menolaknya, bahkan melakukan segala cara agar Arsen meninggalkannya.
Menikahi gadis keras kepala seperti Ayla seperti menjalani ujian kesabaran bagi Arsen. Sebaik apapun Arsen memperlakukan Ayla, tetap saja Arsen buruk di matanya.
Sekarang, bagaimana ujung hubungan mereka ada di tangan Arsen sebagai seorang suami. Apakah dia sanggup tetap sabar menghadapi semua tingkah istrinya? Atau, dia menuruti keinginan Ayla, mengakhiri biduk rumah tangga mereka?
“Aylaku sayang, sudah berapa banyak dosa yang aku tanggung karena sikapmu ini. Kamu tahu, Sayang? Mencintaimu itu bagaikan terbang mengendarai pesawat. Memiliki tanggung jawab besar dengan tingkat resiko yang sangat tinggi.” – Arsen – hlm. 291

The Perfect Husband, bercerita tentang dua tokoh yang memiliki karakter sangat bertolak belakang. Yang satu begitu sempurna, dan yang satu lagi begitu penuh kekurangan.
Karakter Ayla benar-benar persis cewek setengah iblis. Sejak ketemu Ayla, aku nggak menemukan satupun hal bagus di diri cewek ini. Ayla nggak dewasa, keras kepala, pembangkang, nggak tahu cara bersyukur, bertindak seenaknya sendiri, nggak punya sopan santun, entah apa lagi jejeran hal nggak berguna yang melekat di dirinya.
Kalau Arsen, dia kebalikan dari Ayla. Arsen ini setengah malaikat. Cowok macam begini khayal kalau sampai ada di dunia ini. Kalaupun ada, 1 juta trilyun banding 1, nggak usah dicari, susah nemunya.
Pokoknya, aku benar-benar nggak rela si Ayla memperlakukan Arsen sedemikian rupa. Ini cewek punya hati nggak, sih? Arsen yang sabar, pemaaf, menerima dia apa adanya, kok lama anget bikin Ayla sadar kalau dia adalah cewek paling beruntung di muka bumi ini karena menjadi istri seorang Arsen. Kalau aku dapat yang begini, sujud syukur deh.
Sejak awal membaca novel ini, Ayla memang sudah berhasil membuat aku gedek-gedek. Makin ke belakang, makin parah gedek-gedeknya. Tapi, dari karakter Ayla yang seperti itu, aku jadi melihat diriku sendiri, seberapa dekat karakterku dengan Ayla, dan seberapa dekat karakterku dengan Arsen.
 Banyak hal yang aku pelajari dari novel ini, mulai dari pentingnya rasa bersyukur, rasa kehilangan, tentang keiklasan dan kesabaran. Sebenarnya, masih banyak hal positif yang aku temukan, termasuk tentang Islam.
Penulis juga menyisipkan pesan keagaaan di dalamnya, mulai dari manfaat istiqarah, tahajud, dan berhijab. Bahkan, penulis menceritakan sekelumit cara beribadah seorang pilot saat menjalankan tugasnya.
Novel ini sangat menarik. Meskipun, di awal aku tidak yakin karena karakter Ayla yang super menyebalkan. Namun, makin ke belakang, aku sangat menikmatinya, bahkan sering kali hatiku begitu tersentuh sampai bercucuran air mata. Beneran, aku nangis baca novel ini. Apalagi pas hampir selesai. Dan, makin tak bisa membendung air mata saat epilog.
Alur novel ini cukup cepat. Konfliknya mengaduk perasaan. Cara berceritanya pun enak. Meskipun, aku menemukan beberapa hal yang kurang dicermati. Seperti, saat Ayla depresi aku tidak menemukan kehadiran Erza – kakak Ayla, dan Mbak Dita – istrinya. Mereka seperti terlupakan. Konflik depresi Ayla rasanya sedikit menjenuhkan. Untung, penulis tidak membuatnya semakin panjang.
Lupakan semua kesalahan itu, karena apa yang aku nikmati di novel ini membuat aku tak memperdulikannya lagi. Namun, novel ini membuatku lama mengalami baper – istilah kerennya. Benar-benar baper parah dalam jangka waktu hampir 37 jam. Aku harus menyadarkan diriku sendiri, Arsen cuma tokoh fiksi, jangan mencari Arsen di dunia nyata.
Tidak hanya Arsen yang membuatku kagum, namun juga Vanila – adik Arsen. Gadis ini bisa begitu mudah memaafkan Ayla saat mengetahui Ayla hamil. Dia bahkan tulus mengunjungi Ayla dan ikut memperhatikan keadaannya saat Arsen nggak ada.
Sosok lain yang hadir menyemarakan novel ini adalah dua sahabat baik Ayla : Viana dan Dilan. Viana jadi sahabat yang tak segan memarahi Ayla saat otak Ayla mulai tak stabil. Sedangkan Dilan – duh, Dilan ini merusak image cowok bernama Dilan. Tahu kan maksudku? Dilan-nya Pidi Baiq yang keren dan mempesona, dirusak olah Dilan gemulai ala Indah Riyana.
Selain belajar tentang kehidupan, novel ini juga mengajarkan tentang bagaimana seharusnya hubungan suami istri, tentang makna jodoh, bahkan tentang apa sebenarnya cinta. Lagi-lagi, kata yang keluar dari mulut Arsen benar-benar menyentuh hatiku. Rasanya, semua kata-kata dia ini mau aku tulis semua di sini, biar semuanya jadi baper berjamaah.
“Banyak orang yang bilang kalau seseorang yang baik akan mendapatkan jodoh yang baik pula. Tapi semua orang tidak sadar jika Tuhan mempertemukan seseorang yang baik dengan pasangan yang buruk, karena Tuhan ingin semua umat-Nya dapat kembali ke jalan yang benar.” – Ayla – hlm. 519

“Dari awal aku menikahimu, aku sudah siap menanggung segala resikonya. Aku akan menghargai satu kelebihanmu dan menerima seribu kekuranganmu. Aku nggak pernah menyesal telah mencintaimu. Jika kamu memang jodohku, aku selalu minta kepada Tuhan untuk menjatuhkan hatiku sejatuh-jatuhnya kepada kamu.” – Arsen – hlm. 566

“Ay, kamu tahu apa arti cinta itu? Bagiku, cinta itu adalah... menghalalkan kamu.” – Arsen – hlm. 472

Sebenarnya, aku sudah bilang mau kasih nilai sempurna. Cuma, nyatanya ada beberapa hal yang mengurangi nilai. Jadi, aku rasa 4,5 dari 5 bintang cukup, ya.
Terima kasih banyak Mbak Indah Riyana atas ilmu, dan pengalaman hidup yang kau sisipkan dalam kisah Arsen dan Ayla. Kalau ketemu Arsen salam ya, mbak. Bilang, suruh cariin satu cowok kayak dia buat aku.




1 comment:

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos