Penulis : aliaZalea
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 352 hlm
Terbit : Februari 2013
ISBN : 978-979-22-9188-9
Harga : Rp. 55.000
Lagi-lagi aku bertemu cinta yang berawal dari
rasa benci. Memang cerita seperti ini banyak terjadi, dan jika bisa dicampur
dengan ide-ide lain yang segar, maka kisah cinta dari benci tetap terasa sangat
menarik.
Seperti kisah Dara dan Jo Brawijaya. Dara
adalah seorang asisten artis, dia bekerja pada Blu, adik Jo yang sedang
tenar-tenarnya. Sedangkan Jo adalah seorang penggebuh drum paling ganteng se-indonesia
sekaligus cowok playboy.
Mereka pertama kali bertemu saat Dara harus
menjalani wawancara untuk pekerjaannya. Dan saat itu Jo merasa Dara mempunyai
sesuatu yang disimpannya. Berbeda dengan Jo yang memilih memasang wajah
antagonis di depan Dara, Blu lebih terlihat welcome
padanya.
Dara melaksanakan tugasnya dengan baik, namun
beberapa tindakan Dara membuat Jo marah besar, seperti saat Dara merubah isi
dapur Jo, ini tindakan yang akhirnya dimaafkan. Tapi, saat Jo memergoki Dara
mengijinkan bahkan mengantar Blue ke acara Tahun Baru dengan seorang cowok
tanpa seijinnya, Jo tak bisa lagi mentorerir, dia langsung memecat Dara dan
membuat wanita ini berbalik marah besar padanya.
“Memang Dara itu siapa, mencoba mengatur
hidupnya? Pacar bukan, orang tua bukan, saudara juga bukan. Sebagai asisten Blu,
dia boleh-boleh saja mengatur hidup Blu, tapi tidak kehidupannya.” Hal. 87
Namun, siapa sangka kemarahan Jo yang
meluap-luap akhirnya membuat dia bertekuk lutut di bawah kaki Dara. Dia
mencintai Dara yang saat itu akan menikah. Sedangakan Dara, dia mengalami
dilema besar dalam hidupnya. Apalagi, dalam hatinya dia merasa tak nyaman
dengan Panji, kekasihnya.
“Kamu perlu seseorang yang membiarkan
kamu bebas melakukan apa saja yang kamu mau. Seseorang yang bisa menghargai
kamu apa adanya. Dia nggak akan bisa memberikan itu semua. Cepat atau lambat
dia akan membuat kamu tidak bisa bernapas karena dia hanya akan mencekik
kehidupan kamu” – Jo – Hal. 291
The
Devil in Black Jeans sebuah novel Metropop
yang membuat aku terlena dan tergila-gila. Well,
ini memang hanya fiksi, namun setiap kali mencicipi aroma cinta khas aliaZalea,
aku nggak pernah bisa NGGAK jatuh cinta sama karakternya.
Johan Brawijaya, yang paling benci dipanggil
dengan nama lengkapnya, dan lebih suka dengan nama Jo saja. Cowok ini memang
terkesan badboy jika dibandingkan dengan semua karakter cowok di novel aliaZalea.
Tapi, manisnya tetap punya kadar yang hampir sama, melelehkan hati semua cewek.
Hidup kita di tangan Tuhan, dan apa
pun yang kita lakukan tidak akan sukses tanpa seizin-Nya. – Jo – Hal. 183
“Saya selalu mengira laki-laki seperti
kamu pasti sering nge-bullshit dengan mengucapkan kata cinta kepada siapa saja,
bahwa kata itu tidak berarti untuk kamu, tidak seperti untuk saya.” – Dara – hlm. 337
Sedangkan Dara, aku agak lupa image dia yang
sesekali disebut dalam novel aleaZalea. Jadi, waktu dia muncul, aku terpengaruh
sama nama Dara. Dalam bayanganku dia cewek pendiam yang lebih suka diam jika
kena marah. Ternyata, dia punya karakter yang berbeda, dia mantan badgirl yang mulai berubah baik karena
merasa menemukan cinta sejati yang ternyata malah membuat dia melupakan jati
dirinya sendiri. Berbeda dengan karakter Andri or Didi di Miss Pesimis yang bikin aku gemes, Dara sama sekali
nggak bikin aku merasakan hal itu. Tapi aku malah merasa simpati. Nggak gampang
untuk setia sama satu pria yang keadaannya dia nggak nyaman sama pria itu. Dia
hebat!
Dan ini adalah bagian yang selalu aku suka
saat membaca karya aliaZalea. Bonus lanjutan cerita dari novelnya yang lain. Di
novel ini, kita akan bertemu kisah Revel dan Ina. Meraka hidup bahagia. Ina sedang hamil, dan
kemesraan mereka jadi hal yang bikin novel ini semakin manis sekalipun cuma
diceritain singkat banget. Tapi, Revel akan banyak muncul di sini. Setting kantor MRAM juga sering muncul.
Kalau ngomongin kelemahan novel ini, aku
sepertinya nggak menemukan apapun itu. Maaf, tapi itu yang terjadi! Dari
plotnya, gaya narasinya, detail setting
dan penggambaran hidup seorang asisten artis menurutku cukup bagus.
Hanya saja, aku sedikit kesulitan
menggambarkan Blue sebagai seorang anak SMA. Bayanganku selalu saja muncul
sosok mungil anak SMP. Namun, karakter Blu cukup kuat dan perannya sangat
terasa.
Dan untuk ratingnya aku kasih 4,5 dari 5 bintang. :D
No comments:
Post a Comment