Monday, July 1, 2013

BARCELONA TE AMO “Gadis Dandelion”



Penulis : Kireina Enno
Penerbit : Bukune
Terbit : Februari 2013
Jumlah Halaman : vi + 266 hal
Harga : Rp. 46.000

“Tujuan hidup adalah sebuah ketetapan yang mendasari semua rencana dan kerja kita, dan yang menjadi penjaga arah perjalanan.” –Mario Teguh–  
Ini adalah sebuah kutipan yang membuatku mengangguk. Namun, bagaimana jika tujuan hidup adalah untuk kebahagiaan orang lain yang diam-diam membencinya dan selalu ingin menghancurkannya? Apakah itu sesuatu yang benar? Ya, itu benar, bagi Katya. Katya yang selalu menjadi guardian angle si pembuat onar, Sandra.
Namun, apa yang didapat Katya dari tujuan hidupnya itu? Yang jelas bukan kebahagiaan, dia semakin terpuruk dengan tujuan hidupnya. Bahkan, dia terpaksa melepas cinta pertamanya dan pergi jauh ke Barcelona.
Yah, itulah hidup Katya. Terlalu kelam karena mengalah, dan tertutup. Tapi, kehadiran Manuel Estefan merubah sedikit-demi sedikit warna hidupnya. Walaupun, Katya menganggap Manuel manusia penganggu yang semakin memporak-porandakan hidupnya. Tidak! Ternyata dia salah. Manuel ‘lah yang mendorong Katya untuk merubah sedikit tujuan hidupnya, yaitu keluar dari semua tekanan dan mulai menyadari bakatnya. Dan, Manuel cukup berhasi. Namun, kemunculan Sandra dan Evan membuat Katya kembali goyah.
Sandra lagi-lagi menjadi batu sandungannya, dan Evan kembali membangunkan cinta Katya padanya yang lama dia tidurkan. Katya limbung, dia kembali masuk dalam dunianya yang dulu, bahkan semakin ke dalam dan semakin hitam. Keadaan itulah yang memaksa Katya harus melupakan tujuan hidupnya yang baru, yang susah payang Manuel bangun untuknya.
Sebuah novel dari rangkaian Program Setiap Tempat Punya Cerita (STPC) yang diadakan GagasMedia dan Bukune berhasil membuat dunia novel semakin semarak. Cerita-cerita cinta yang dikemas dengan setting eksotis di setiap tempat ternyata begitu menarik pembaca di Indonesia, termasuk aku yang mulai mengoleksi buku-buku STPC.
Novel STPC memang mengedepankan settingnya. Seperti novel ini, Bacelona Te Amo yang membuatku terpukau dengan keindahan Barcelona yang diceritakan Penulis. Sangat nyata, detail, dan membuat aku seperti melihat apapun yang diceritakannya.
Aku rasa penulis sangat matang dalam mengadakan risetnya. Bukan hanya riset setting, material-material yang disipkannya pun terasa dibangun dengan sangat sempurna. Contohnya pada pengetahuan seni, lukisan, tempat-tempat bersejarahnya, tempat-tempat wisata bahkan dengan membaca novel ini aku paham tentang apa pekerjaan sebenarnya seorang Kurator.
La Rambla - Barcelona
Untuk karakter, yang paling kuat adalah karakter Sandra yang terkesan keras, tak mau mengalah, dan tak pernah benar walaupun hanya sekedar menentukan kemana kakinya melangkah. Lalu Katya, pengambaran karakternya benar-benar mampu dirasakan pembaca. Bagaimana kelamnya Katya, pendiamnya, murungnya semunya terasa. Begitu juga dengan Evan, gamangnya merasakan cinta, dan sulitnya menerima Sandra namun harus terus menjaganya, membuatnya harus tersakiti sendiri, ini juga mampu aku rasankan. Namun, untuk Manuel, aku hanya merasakan samar-samar karakternya. Mungkin karena kurangnya porsi Manuel dibanding tiga tokoh lainnya. Padahal, aku suka dengan karakter Manuel.
Sedangkan, pada konfliknya sangat kompleks, tidak hanya tentang cinta segitiga, tapi juga tentang kasih sayang yang dibalas kebencian karena rasa iri yang berlebihan. Juga banyak hal tentang Sandra yang membuat novel ini berbeda. Sandra adalah tokoh yang membuat novel ini menemukan klimak. Tanpa Sandra dan semua masalahnya, novel ini sangat datar.
Namun, aku merasa kurangnya rasa romantismenya. Harusnya, penulis bisa membuat seorang Manuel membangun rasa ini dengan sempurna. Dan, aku berharap romantisme ini muncul makin lekat di endingnya. Namun, tidak. Endingnya terkesan sederhana.
Font Màgica de Montjuïc
Sudahlah! Lupakan semua itu. Karena saat kamu membacanya, kamu akan merasakan rasanya jalan-jalan di sana, di daerah La Rambla yang penuh dengan bau-bau seninya atau minimal seperti melihat siluet-siluet bangunan-bangunan yang membingkai Barcelona dengan cantiknya. Bahkan, kau akan melihat karya-karya Antoni Gaudi dan keindahan lukisan-lukisan Pablo Piccaso di novel ini. Kau juga bisa merasakan derapan tarian air mancur eksotis Font Màgica de Montjuïc atau serunya festival penduduk asli Catalan membuat HumanTower. Apalagi, di novel ini ada sketsa-sketsa yang menggambarkan beberapa settingnya, juga kutipan-kutipan yang akan menyentuh hatimu.
Bahkan, dalam novel ini kau juga akan bertemu kisah Subadra dan Arjuna dalam lukisan Katyayang dibuat Katya untuk menyadarkan Manuel bahwa tak semua wanita seperti mantan kekasihnya yang tidak setia
“…, Arjuna mencintai subadra karea dia istri yang setia. Ia sangat tabah meski suaminya mengawini perempuan-perempuanlain dalam masa pengasingannya. Subadra tetap menunggu dengan setia.” Katya – hal. 96
So, recommended banget buat pembaca yang suka seni dan pembaca yang selalu mengagumi bangunan-bangunan tua, juga yang suka traveling tentunya.
Buat nilainya, aku beri 3 dari 5 bintang untuk kisah Katya yang menyentuh hati.

2 comments:

  1. Aku kasih bintang 4 buat novel ini. Soalnya aku suka sama Manuel xD

    ReplyDelete
  2. Erika : Hahaha... bagus sih, tapi masih berasa kurang bumbu sih

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos