Saturday, February 28, 2015

Resensi – BELLA AND THE BEAST “Cinta tanpa syarat”



Penulis : Astrid Zeng
Penerbit : Gramedia
Genre : Romance
Kategori : Adult, Amore
Terbit : 2012
Tebal : 256 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 159 – 0
Harga : Rp. 38.000
Bellatrix Wibisono, si gadis lugu putri bungsu keluarga Wibisono. Dia sangat di sayang kedua orang tuanya sampai-sampai dia dilarang berhubungan bebas dengan dunia luar.
Masalah muncul saat Bella sudah masuk masa menikah. Karena selalu mendapat perlindungan ketat, Bella tidak mengenal satupun pria di luar lingkungan keluarganya. Kemudian, muncul ide untuk menjodohkannya.
“Setiap orang punya bakat masing-masing. Mungkin kamu belum menemukannya.” – Tecla – hlm. 162

Pilihan jatuh pada keluarga sahabat Ayah Bella, Hubert. Ternyata, putra Hubert – Pilliph sudah mempunyai wanita pilihan. Dan Demetri Yoso-lah yang akhirnya menjadi calon suami Bella.
Demetri, dia dikenal sebagai laki-laki berparas mengerikan karena mempunyai parut bekas luka di wajahnya. Sebuah tanda yang tak ingin dihilangkan Demetri karena itu merupakan simbul luka di masa lalunya.
Demetri tak hanya dikenal memiliki wajah menyeramkan, namun dia juga terkenal punya tempramen yang emosional. Di dukung dengan fisiknya yang kekar hasil melatih ototnya setiap hari. Hingga dia pantas disebut monster.
Demetri sedikit terkejut saat Bella tak terlihat takut padanya. Bahkan, dia bisa sedikit bercanda dengannya. Dan, saat di kencan pertamanya. Demetri sudah dibuat tertawa lepas oleh Bella.
“Orang lain mungkin hanya melihat dirimu dari luar, penampilan saja. Tapi ada sebagian orang yang bisa melihat jauh ke lubuk hatimu.” – Hadi – hlm. 28

Kemudian mereka menikah.
Demetri merasa dia akan membuat Bella takut karena bekas lukanya. Dan, Bella pun selalu menjawab bekas luka itu memang menakutkan saat Demetri menanyakannya.
Salah paham dimulai. Demetri selalu menjauh saat Bella mengeluarkan jawaban tersebut. Padahal, bukan itu maksud Bella.
Bella juga sempat dibuat cemburu pada wanita masa lalu Demetri dan sahabatnya sendiri, Tatiana. Dan dengan bodohnya, Demetri juga sempat cemburu pada Michael, suami Tatiana.
“Wanita makhluk yang paling aneh. Sulit ditebak. Dan lebih sulit lagi membuat mereka mengungkapkan hal apa yang membuat hatinya terluka.” – Gerry – hlm. 145

Kesalahpahaman dan kecemburuan mereka berdua adalah sahabat mereka untuk saling mengenal satu sama lain. Dan cinta, membuat semua selalu indah meski harus melalui liku yang teramat panjang.

Bella and the Beast, sebuah novel amore yang mengangkat tema tentang dongeng Beauty and the Beast.
Novel ini memang novel Indonesia asli. Namun, cita rasanya khas novel harlequin terjemahan. Mungkin karena nama-nama tokohnya lebih ke Barat-baratan kayak Bellatrix, Demetri dan kawan-kawannya.
Nggak masalah, sih buat aku. Karena novel ini benar-benar membuat aku larut dalam alur ceritanya yang sangat ringan dengan cara bercerita yang nggak belibet.
Namun, sayang sekali. Typo-nya super duper buanyak. Beberapa membuat kalimat jadi ambigu dan jadi susah dimengerti juga. Bahkan, nama Demetri pun beberapa kali salah penulisan. Di luar typo, aku sangat menyukai cerita ini.
Bella disini dibentuk sebagai wanita yang super lugu. Bisa dibilang dia ini benar-benar cewek yang nggak tahu apa-apa – em… maaf, medekati blo’on, maybe. Ini yang bikin aku dibuat gemas sama dia.
Apalagi karakter Bella yang seperti itu dipertemukan dengan karakter Demetri yang superior, dan emosional.  Wah, kayak es dan api yang dipertemukan, mencair.
Konflik tentang hubungan salah paham antara Bella dan Demetri tentang ketakutan Bella pada bekas luka Demetri, juga perasaan cemburu di antara keduanya membuat novel ini bikin senyum juga geregeran.
Aku pikir novel ini cuma akan membahas konflik ringan ini. Ternyata, klimaksnya ada di bagian hampir ending. Dan, yah… meskipun klimaksnya nggak eksotik. Namun, endingnya manis banget. Suka-suka-suka!!!
Jadi nggak sabar buat baca seri berikutnya. Walaupun sekarang udah cukup susah nyari seri ini. Baru dapat 3 nih. Masih kurang 2. Pelan-pelan deh carinya.
Rating buat novel ini 3,5 dari 5 bintang.


No comments:

Post a Comment

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos