Friday, March 20, 2015

Resensi – RUNAWAY “Selalu ada jalan”



Penulis : Kezia Evi Wiadji
Penerbit : Grasindo
Genre : Romance, Drama Family
Kategori : Young Adult
Terbit : 2014
Tebal : vi + 145 hlm
ISBN : 978 – 602 – 251 – 776 – 4
Harga : Rp. 36.000
“Mungkin begitulah hidup orang dewasa, banyak hal dan masalah yang tidak bisa kita pahami.” Reno – hlm. 118

Ya, Amy tak pernah mengerti kenapa tiba-tiba keluarganya berubah berantakan seperti ini. Dia berusaha tidak peduli, berusaha tuli, berusaha buta setiap kali orang  tuanya bertengkar. Sayangnya, semua indranya tetap berfungsi sebagaimana mestinya, dan ini membuat Amy selalu ingin menjauh dari rumah.
Satu tempat yang selalu dia tuju saat Amy tak tahu lagi harus ke mana, Gereja. Disanalah dia bertemu dengan seorang cowok bernama Reno yang selalu membuatnya kesal. Baginya, Reno tidak ubahnya sebagai penganggu.
Sialnya, mereka malah dipersatukan oleh event natal yang akan digelar di bulan Desember. Reno adalah ketua seksi dekorasi, dan Amy ada di dalamnya. Alhasil, Amy tak bisa menghindari Reno lagi.
“Sungguh mengherankan! Setiap hari aku melihat begitu banyak cowok, juga Bimo, mengenakan kemeja putih dan celana panjang abu-abu dengan ranselnya, berseliweran di sekolah, tetapi kenapa terlihat berbeda jika aku melihatnya di diri Reno?” – Amy – hlm. 52

Tapi, kehadiran Reno malah membantu Amy untuk memilih jalan saat dia mulai tersesat. Reno mengajarinya betapa berharganya keluarga, betapa beruntungnya mempunyai mama-papa. Dia juga mengajari Amy untuk mau melihat lebih dalam pada masalah-masalah yang membelitnya.
Hidup Amy memang seperti di bolak-balik. Kenyataan yang coba disembunyikan, mulai diungkap. Bisakah Amy tetap menjadi Amy yang dulu? Dan, tetapkah Reno menjadi orang yang menyebalkan untuknya?
“Kalau aku bisa memilih, aku lebih memilih mempunyai orang tua yang bermasalah, tetapi aku masih bisa mengenal mereka. Bisa hidup bersama mereka.” – Reno – hlm. 118

Jalan Amy masih panjang. Dia sekarang sedang berjuang menemukan ujung yang membahagiakan.
“Kebahagiaan selalu ada, hanya kita mau meraihnya atau tidak.” – Reno – hlm. 119

Runaway, novel yang mengangkat konflik keluarga sebagai tema utamanya. Diceritakan dari sudut pandang Amy, aku semakin bisa menyelami bagaimana perasaannya.
Pertemuannya dengan Reno membuat novel ini ada sudut happy-nya, nggak melulu tegang kayak di medan perang.
Penulis sangat berhasil menciptakan momen-momen penting, seperti pertama kali Amy dan Reno bertemu. Kemudian yang membuat novel ini mencapai klimaks, saat Mama Amy masuk rumah sakit dan Amy sudah tak bisa menahan amarahnya pada sang papa. Lalu, saat Amy menangis di Gereja dan Reno hadir membawa pelita yang menunjukkan jalan untuk Amy. Semuanya tampak pas sesuai porsinya.
Di novel ini, Reno jadi tokoh favoritku. Dia bisa jadi sosok yang tegar menghadapi kehidupannya. Cara berfikirnyapun tampak harus dicontoh. Reno ini meskipun kadang jahil, tapi dia begitu bijak.
“Hidup kita penuh dengan pilihan. Kamu mau pilih yang mana? Selalu marah dan sedih? Atau mencoba menerima dan tetap bersyukur? Karena masalah akan tetap ada.” – Reno – hlm. 119

Amy sendiri jadi tokoh yang sebenarnya kuat – menurutku. Dia masih bisa berdiri tegar meskipun sering kali tak mampu menahan hasrat untuk berlari dari masalah.
Menurutku, sebenarnya Amy tak pernah membenci kehadiran Reno. Sebaliknya, sejak awal dia sudah tertarik padanya. Tapi, karena tidak ingin mengakui itu, Amy bersikap ketus pada Reno. Intinya, Amy membohongi dirinya sendiri.
Karakter Mama Amy menurutku lebih kayak childish. Setiap kali kalah bertengkar, dia akan mencari perhatian suaminya dengan menyakiti dirinya sendiri.
“…semua hal yang dilakukan Mama yang menurutku aneh, adalah bentuk protes Mama agar Papa kembali memperhatikan dan mencintainya.” – Amy – hlm. 43

Sedangkan sang papa, dia sebenarnya tipe pria baik dan bertanggung jawab. Namun karena terluka, dia mencoba mencari obat dengan cara melukai lawannya dengan cara yang sama.
Bisa dibilang, orang tua Amy terlalu egois dalam menghadapi masalahnya. Mereka tidak memikirkan seperti apa dampak dari keputusan yang mereka ambil. Disinilah kita bisa belajar, satu langkah saja salah berpijak, maka apa yang tertata baik akan berantakan. Dan, satu langkah saja salah mengambil jalan keluar, akan banyak pihak yang menanggung akibatnya.
Novel ini memang novel remaja, tapi bagus juga dibaca oleh orang dewasa seperti aku. Apalagi oleh orang tua agar mereka bisa tahu posisi mereka dalam mengambil keputusan untuk diri mereka sendiri sebenarnya berpengaruh besar pada anak-anak mereka. Untuk remaja, mereka bisa belajar dari Amy dan Reno dalam menghadapi berbagai masalah.
Novel ini tampak semakin mendekati sempurna karena dibawakan dengan cara bercerita yang ringan dan khas kehidupan remaja.
Rating novel ini 3,5 dari 5 bintang.

No comments:

Post a Comment

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos