Sunday, July 7, 2013

Resensi - SO, I MARRIED THE ANTI-FAN "My Lovely Anti-Fan"




Penulis : Kim Eun Jeong
Penerjemah : Putu Pramania Adnyana
Penerbit : Penerbit Haru
Edisi : Indonesia
Tahun Terbit : 2012
Halaman : 540
ISBN : 978-602-98325-4-9

Saat kau memutuskan membenci seseorang, kau harus bersiap jika suatu hari kenyataannya akan berubah 180 derajat. Bisa saja orang yang sangat kau benci itu adalah orang yang akhirnya kau cintai, bahkan kau mungkin saja akan berkorban sangat banyak untuk kebaikannya. Karena pada dasarnya, manusia tak akan tahu takdir apa yang harus diterimanya. Seperti  yang terjadi pada Lee Geun Yong dan Hu Joon.
Dua orang ini awalnya hanya seorang wartawan dan seorang selebriti yang menjalankan kehidupannya masing-masing. Sampai suatu hari, Geun Yong dipecat dari tempatnya bekerja, karena berbuat ulah yang tidak dia sengaja pada Hu Joon.
Kemudian, Geun Yong berubah menjadi anti-fan yang siap menghancurkan Hu Joon. Namun, itu bukan hal yang mudah, dia harus menghadapi para fans fanatiknya yang mengerikan. Ternyata, para fans itu tak membuat dia mundur, dia terus gencar menyerang, membuat beberapa media menyorotinya.
Karena itu, seorang Program Director bernama PD Han menghubungi Geun Yong untuk sebuah acara variety show. Geun Yong─yang memang membutuhkan pekerjaan─menyambut senang pekerjaan barunya.  Namun, traallllaaaa… Hu Joon membuat Geun Yong menyesali keputusannya, karena ternyata dia harus menjalani shooting itu dengan orang yang paling dibencinya. Jadilah, dia harus menjalani hidup yang semakin mengenaskan, karena harus menghadapi Hu Joon yang menyebalkan, bahkan dia harus menerima dicaci maki semua orang karena tayangan variety show  yang terlihat menjatuhkannya.
Geun Yong cukup shock dengan caci maki yang diterimanya, dia hampir-hampir tak tahan dan menangis tersedu-sedu. Tapi, PD Han berhasil menenangkannya dan membuatnya bisa menerima hujatan-hujatan itu. Bahkan, dia juga membuat Geun Yong menyadari beberapa hal dalam sebuah hidup.
Satu hal yang ingin kukatakan, bola yang semakin kencang jatuh di tanah adalah yang paling tinggi memantulnya. Jangan lupakan itu.”( –PD Han– Hal. 223) 
Lupakan saja apa yang terjadi di masa lalu. Kau tahu apa yang terjadi kalau kau hanya memikirkan masa lalu? Rasanya seperti terkurung di sebuah ruangan. Berkompromilah dengan kehidupan. Bukankah itu hal yang indah? ( –PD Han– Hal. 122) 

Geun Yong memang sering merasakan sakit, namun dia selalu mampu berdiri lagi. Bahkan, dia mampu belajar banyak dari hidup seorang Hu Joon. Dari bagaimana sulitnya menjadi artis, bagaimana arti seorang anti-fan sebenarnya, dan dia juga belajar tentang bagaimana rasa perihnya cinta.
Coba kau berada di posisi kami. Mau jalan-jalan saja susah. Meskipun kau benar-benar marah, kau bahkan tidak bisa mengerutkan kening di hadapan orang banyak. Bahkan aku sampai memperhatikan apa aku memegang sumpit dengan benar kalau sedang makan di tempat umum.” (– Hu Joon– Hal. 107)
Jangan salah paham. Anti-fan bukan orang yang selalu melawan atau memaki-maki selebriti tanpa tahu apa itu fakta atau bukan. Keberadaan anti fan menandakan bahwa ada kekurangan pada diri selebriti tersebut. Bukankah anti-fan sejati adalah anti-fan yang bisa memberinya tepuk tangan, menepuk pundaknya, dan menyalaminya ketika selebriti itu mengalami kekurangan, bersedia mengkritik pedas, dan berusaha memperbaikinya? ……” (– Lee Geun Yong– Hal. 402)
“Cinta kedua, ketiga mungkin bisa begitu, tapi cinta pertama tetap saja cinta pertama,
(– Hu Joon– Hal. 324)
“Aku akan memikirkannya selamanya. Sekaligus menyesal untuk selamanya. Aku benar-benar tidak bisa berkata aku menyesal… tetapi itu membuatku lebih sakit. Ke depannya sepertinya akan lebih sakit.” (– Hu Joon– Hal. 324)

Sedangkan bagi Hu Joon, kehadiran Geun Yong seperti udara segar yang membuatnya lega dan lebih nyaman menjalani hidupnya, karena di depan Geun Yong dia bisa bersikap apa adanya tanpa harus menjaga image seperti di depan para fansnya.
Kau pasti tidak suka padaku. Sama aku juga begitu. Makanya aku suka.  Karena aku bisa rileks dans antai. Kalau kau suka padaku, aku ‘kan harus menjaga citra dan memberi fan service  sebagai seorang selebriti. Maksudku, aku suka padamu karena kau tidak menyukaiku dan tidak mengharapkan apapun dariku, sehingga aku merasa nyaman.” (– Hu Joon– Hal. 174)

Membaca novel setebal 550 halaman ini tidak menjadi berat untukku. Karena, penulis mampu membuatku merasakan dentuman-dentuman yang mengasyikan, seperti saat Hu Joon yang mengerjai Geun Yong, tentang beberapa celetukan Hu Joon yang menjengelkan, tingkah laku Geun Yong yang aneh, juga beberapa usaha balas dendamnya yang lebih sering dibalas telak oleh Hu Joon, dan juga kejutan yang menyakitkan dari keberadaan In Hyong dan JJ, yang selalu membuat Hu Joon sulit.
Karakter-karakternyapun tidak membuat bingung, dan terasa sangat kuat. Entah itu karakter Hu Joon yang kadang terasa seenaknya, Geun Yong yang emosian, Ji Hyang yang terkesan sempurna, PD Han yang seperti memikirkan dirinya sendiri padahal dia tipe orang yang meneynangkan dan peduli dengan orang lain, JJ yang licik dan jahat, juga In Hyong yang begitu kuat sekaligus lemah karena cintanya.
Nama tokoh-tokohnya juga cukup mudah diingat. Rasanya aku mampu dengan mudah memvisualisasikannya di imajinasiku.
Adegan yang aku sukai adalah saat Hu Joon dan Geun Yong bersama menikmati soju sambil makan tteokpoki dan cumi kering. Interaksi mereka kadang membuatku tertawa, kadang juga membuat hatiku berdenyut, atau menghela nafas sekaligus.
Aku juga suka saat adegan saat mereka terperangkap di dalam mobilnya yang kehabisan bensin di tengah jalan, mereka melihat bintang di rumah Geun Yong, adegan Hu Joon menatap dengan pedih kepergian Geun Yong di teras apartemennya, dan adegan-adegan akhir saat hampir ending. Juga adegan waktu di pesawat menuju Alaska juga sangat menyentuh. Tapi, bagian terakhir endingnya aku juga suka. Rasanya semua menarik di novel ini, jadi bingung mau nulis apa tentang kelemahannya.
Em, mungkin kelemahannya pada beberapa dialog yang sama dilakukan oleh satu tokoh, namun sudah dipisahkan paragrafnya. Harusnya, mereka menjadi satu, sehingga pembaca tidak salah faham dan mengira paragraf di bawahnya sudah dilakukan oleh tokoh lainnya. Alhasil, pembaca jadi kebingungan mengikuti ceritanya. Contoh paragraf itu seperti ini :
“Kenapa?” Geun Yong teringat perkataan Ji Hyang saat ditempat jajanan kaki lima dulu. Katanya, Hu Joon tidak pernah bicara sedikitpun tentang masa lalunya. Geun Yong teringat bahwa nada bicara Ji Hyang saat itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan.
“Tidak ada hal yang harus diceritakan, lagi pula tak ada hal yang bagus untuk dijadikan bahan obrolan.”(Hal. 320)
Dua dialog di atas sama-sama dilakukan oleh Hu Joon. Namun, satu bagian dialog dipisahkan begitu saja, membuat aku mengira dialog selanjutnya dilakukan oleh Geun Yong. Bukankah seharusnya seperti ini?
“Kenapa?” Geun Yong teringat perkataan Ji Hyang saat ditempat jajanan kaki lima dulu. Katanya, Hu Joon tidak pernah bicara sedikitpun tentang masa lalunya. Geum Yong teringat bahwa nada bicara Ji Hyang saat itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan.“Tidak ada hal yang harus diceritakan, lagi pula tak ada hal yang bagus untuk dijadikan bahan obrolan.”
 Kalau seperti ini, aku tahu dua-duanya diucapkan oleh Hu Joon.
Dan, layaknya sebuah cerita yang dibuat manusia, selalu ada saja kesalahan penulisan, alias typo. Yang satu sih tak terlalu parah, “Pergi” di tulis “Pagi” dalam kalimat “Benar aku harus pagi dari sini?..." (page 70) dan yang paling fatal, “tetapi Hu Joon bahkan tidak memedulikan perkataan Hu Joon. (page 192) Bukannya Hu Joon di baris terakhir harusnya Geun Yong?
Selain itu, semua berjalan dengan sangat baik, termasuk diskisnya, plotnya, bahkan cerita keseluruhannya sangat bagus. Buat penikmat film dan drama Korea wajib banget baca novel ini. Karena sebentar lagi novel ini akan diadaptasi menjadi film atau drama korea. Dan, buat penyuka novel komedi roman novel ini harus kamu baca, karena kamu akan menemukan semua yang kamu cari disini, dari adegan-adegan konyol, romatisme yang manis, sampai pahit yang sepahit-pahitnya cinta. Lengkap!
Dan, untuk nilainya, aku beri 4 bintang dari 5. Cukup ‘kan? Cukup dong! Bintang 4 bagi aku udah sangat bagus, lho! So, akhirnya aku mulai terjangkit “haru syndrome” nih! Hikz…hikz…
  

11 comments:

  1. Iya, ada komiknya. Pernah lihat di bukabuku dijual tuh.
    Dan, kemarin juga ada yang tanya, apa booklaza ready komik So I Married. Dan, aku nggak punya. Kan, Aku readynya cuma novel doang :D

    ReplyDelete
  2. Ses sorry mau nanya, novelnya beli dimana, istri saya nyari2 gaketemu :D thx

    ReplyDelete
  3. Maaf baru balas... hehehe
    Ini dapatnya udah lama.
    Kemarin aku ready nih, tapi g ada 3 minggu 3-4 pcs gitu, langsung sold.
    Follow aja Instagram Booklaza, kalau ready ntar bisa order di sana

    ReplyDelete
  4. Penasaran sama yang ini. Temanya umum sih antis-idol, tapi kayaknya alurnya menggoda. Dialog yg kamu tulis di situ juga bikin penasaran. Apalagi yg ini --> Maksudku, aku suka padamu karena kau tidak menyukaiku dan tidak mengharapkan apapun dariku, sehingga aku merasa nyaman.
    Penasaran juga sama reality shownya ^^ semoga bisa deh koleksi yg ini juga. Thanks for reviewnyaa :D

    ReplyDelete
  5. Pengen banget beli yg ini..
    Tp budget nya belm mencukupi...
    moga aja bs terkoleksi tahun ini bukunya.. ;)

    ReplyDelete
  6. Setahuku buku ini mau diangkat jadi film layar lebar. Salut deh, sebagus apa sih buku ini aslinya? Jadi penasaran

    ReplyDelete
  7. Jujur saja, sebenarnya Saya tipikal pembaca yang cukup fanatik terhadap buku luar. Yap, karena rata-rata seringkali Saya dikecewakan dengannya, terutama mengenai penerjemahan yang sebagian besar lebih terfokus pada bahasa formal Indonesia yang menurut Saya terasa aneh, kurang membumi, dan lebih terkesan seperti buku paket pelajaran ;D. Tapi setelah baca review di atas, Saya percaya kalau gak semua juga seperti itu, Kak Dian sangat mahir memotret buku dengan ulasannya dari berbagai sisi, Saya cukup penasaran dg kisahnya ini, sangat berharap bisa mencicipinya suatu saat ;).

    Terima kasih lho review-nya ;D

    ReplyDelete
  8. mf mau menanya , baca novel ini dimana ya? katanya juga bisa baca online atau download novel nya gmna ya? trims.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setahu aku, kalau mau baca cerita lengkapnya cuma bisa lewat buku cetak. Memang, bisa baca online di Wattpad. Tapi, Penerbit Haru cuma nge-post beberapa bab saja, alias nggak utuh.
      Kalau download,aku rasa nggak bisa :D

      Delete
  9. BACA NYA DMNA YAAAAAAA
    PLSSS BAGI INFO DONK

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos