Penulis : Koshigaya Osamu
Penerjemah : Faira Ammadea
Penerbit : Haru
Genre : Romance, Legenda
Kategori : Adult, Terjemahan, Fantasy
Terbit : Maret 2013
Tebal : 224 hlm
ISBN : 978 – 602 – 7742 – 12 – 3
Harga : Rp. 59.000
Ini entah kebetulan, atau
memang sudah takdir. Dari berbagai kemungkinan bertemu seseorang dalam sebuah
proyek pekerjaan, Okuda Kosuke malah bertemu teman semasa SMP-nya, Watarai Mao.
“Yang ingin kukatakan adalah aku
merasa semuanya bagaikan takdir, termasuk pekerjaanku di Lara Aurore. Tentu saja
pertemuanku dengan Kosuke 13 tahun yang lalu adalah peristiwa yang paling
ditakdirkan untukku. Apakah kau sendiri juga menganggap bertemu denganku adalah
takdir?” – Mao – 120
Kosuke yang bekerja di perusahaan
jasa periklanan Railad Japan Co.,Ltd, tiba-tiba kembali disapa gadis yang dulu
terkenal ‘anak paling bodoh di sekolahnya’ dan suka di-bully teman-temannya. Sekarang, gadis itu tampak cantik dan juga
memperlihatkan bahwa dia bukan lagi gadis bodoh seperti dulu.
Mao sudah berubah. Itu
juga berkat Kosuke. Saat di SMP dulu, Kosuke sering mengajarinya pelajaran yang
tidak dia kuasai dengan amat sabar. Dia juga menjadi teman satu-satunya Mao.
Jadi, karena Kosuke, Mao berusaha keras untuk belajar dan akhirnya di masa SMA
dan Kuliah, Mao lebih bisa diandalkan, dan kemudian dia diterima di perusahan Lingerie Lara Aurore
Dari kerjasama kedua
perusahaan mereka, Mao dan Kosuke mulai dekat, dan akhirnya berpacaran. Sayang
sekali, kedua orang tua Mao tidak menyetujuhi hubungan mereka. Dan menggunakan
masa lalu Mao sebagai alasan.
Mao hilang ingatan,
begitu kata kedua orang tuanya. Dia mengidap Retrograde amnesia. Karena itu, orang tua Mao tidak ingin Kosuke
repot akan masalah itu. Dan juga, Mao bukan anak kandung orang tuanya. Tapi,
Kosuke tidak ambil pusing.
“Tidak bisa dibayangkan bagaimana dia
bisa sampai kehilangan ingatan. Tetapi hal itu tidak membuat saya takut atau
sampai mengubah perasaan. Seperti yang Bapak katakan, bagi saya Mao adalah Mao.” – Kosuke – hlm. 66
Pernikahan mereka
berjalan dengan cukup baik. Meskipun ada beberapa masalah yang timbul
tenggelam. Namun, Kosuke merasa ada sesuatu yang aneh dengan istrinya. Dia
seperti sedang mengidap sebuah penyakit. Tapi, saat di bawa ke dokter, tak ada
yang aneh dengan tubuh Mao. Lalu, Mao juga senang sekali mengatakan sesuatu
seperti dia akan tiba-tiba pergi.
Sebenarnya ada apa dengan
Mao? Kemunculannya dulu saat ditemukan orang tuanya dan akhirnya diadopsi juga
cukup aneh. Siapa Mao sebenarnya? Apa yang dia sembunyikan sejak dulu?
“Aku tidak mengira kalau Kosuke
begitu menyayangiku. Sungguh bahagia bisa bersamamu. Mungkin Kosuke akan marah,
tapi aku sudah puas. Maaf, memang ini keterlaluan, tapi sebenarnya aku ingin
bisa melakukan banyak hal bersama lebih lama lagi.” – Mao – hlm. 193
Her Sunny Side, pada awalnya novel ini tampak seperti novel romance pada umumnya, bertemu, jatuh
cinta, cinta mulai diuji, dan seterusnya. Kamu akan menemukan hal yang berbeda
saat memasuki setengah dari novel ini. Ada sesuatu yang tidak beres dengan
sosok Mao, sesuatu yang membuat ending-nya
sangat tidak bisa ditebak, dan jauh dari pikiranku.
Meskipun di atas aku
menyebutkan sebuah penyakit - Retrograde
amnesia – tapi, novel ini tak ada hubungannya sama hal-hal berbau penyakit berbahaya
yang membuat tokohnya mati di akhir cerita. Pokoknya, sosok Mao benar-benar
bikin orang bertanya-tanya, dan tercengang saat ketemu jawabannya.
Mao sendiri digambarkan
sebagai gadis ceria entah saat masih SMP maupun setelah bertemu kembali dengan
Kosuke. Dia bukan tipe gadis yang gampang menyerah, dan punya tekat sangat
kuat. Namun, Mao ini lumayan parah plin-plannya. Tapi, kalau masalah cinta,
berbeda. Mao tak pernah berubah pikiran saat mencintai Kosuke. Dia punya tekat
sangat kuat untuk bertemu kembali dengan Kosuke.
Kalau ada seorang pria
yang sampai dikejar seperti Mao mengejar Kosuke bertahun-tahun, mungkin pria
itu akan besar kepala dan merasa terlalu dicintai. Untung, Kosuke bukan pria
seperti itu saat akhirnya dia tahu seperti apa Mao mengejarnya. Ada nggak ya,
orang seperti Mao yang mengejar cinta pertamanya seperti itu?
“Aku sangat menyukai Kosuke, makanya
aku ingin selalu bersamamu. Tapi kelihatannya orang normal tidak akan sampai
berbuat sejauh ini ya?” – Mao – hlm. 139
Di novel ini, aku jadi
sedikit percaya tentang cinta pertama yang tak pernah mati. Yap, Kosuke adalah cinta
pertama Mao, begitu juga sebaliknya.
Hubungan Mao dan Kosuke
cukup manis, namun tidak dibuat sangat-sangat-sangat manis. Ada bagian-bagian
yang bikin ngiri, dan jadi pengin cepat-cepat menikah (ini salah satu hal
positif dari novel ini, lho).
Kosuke pada dasarnya
memang bukan orang yang romantis. Dia kadang terasa kayak pria dengan minim
ekspresi. Tapi, karena novel ini diceritakan dari sudut pandang Kosuke, jadi
nggak mengganggu dan nggak bikin alur ceritanya jadi datar.
Meskipun, jujur di bagian
awal novel ini, aku merasa jenuh. Yah, kenapa jadi standart banget begini? Yah,
kenapa nggak ada gebrakan yang bikin semangat baca? Tunggu, itu hanya aku
rasakan sekitar setengah buku (banyak juga, sih). Setelah itu, setelah mereka
menikah, ceritanya jadi lebih enak.
Aku juga kurang nyaman
sama Line Spacing-nya. Kalau lebih diperlebar, akan lebih enak untuk dibaca
lama-lama. Untuk ukuran font dan jenisnya sudah mantap. Hanya tinggal itu.
Ngomongin ending lagi, aku kasih 4,7 dari 5
bintang khusus untuk ending-nya.
Kalau keseluruhan cerita,
aku kasih 2,3 dari 5 bintang.
Waktu sampai ending, rasanya aku pengin ngelempar buku ini jauh-jauh. Keseeel karena jauh dari perkiraan, nggak kebayang sama sekali. Tapi, yaaa, aku suka buku ini. Filmnya juga manis.
ReplyDeleteHahaha... aku malah seneng kalu jauh dari perkiraan. Lebih surprise aja gitu
ReplyDelete