Penulis : Giddens Ko
Penerjemah : Stella Angelina & Fei
Genre : Romance
Kategori : Young Adult, Terjemahan,
Mandarin
Terbit : Februari 2014
Tebal : 350 hlm
ISBN : 978 – 602 – 7742 – 28 – 4
Harga : Rp. 63.000
“Nilai Bahasa Inggrismu bagus, Mandarin
dan Sejarah lumayan, Geografi buruk, Matematika dan Fisika sangat buruk. Kalau bukan
karena kau bodoh, pasti karena kau tidak belajar, atau mungkin karena cara
belajar yang salah. Apakah kau merasa bodoh?” – Shen Jiayi – hlm. 42
Itulah Ke Jingteng, anak
laki-laki yang sangat suka membuat lelucon dan keonaran di kelas. Dia tak
peduli sama sekali dengan nilainya yang tak karu-karuan.
Suatu ketika, gurunya
meminta siswi paling pandai di kelas Ke Jingteng, Shen Jiayi untuk mengawasi
anak nakal ini. Dan itulah awal dimana mereka menjadi teman belajar. Shen Jiayi
selalu menemaninya mengerjakan soal setiap istirahat. Atau, Ke Jingteng akan meletakkan
buku matematika di atas meja Shen Jiayi, lalu mereka akan mengerjakan bersama.
Shen Jiayi punya
kebiasaan menusuk Ke Jingteng dengan bulpoin saat mengetahui Ke Jingteng
tertidur di kelas, hingga di kemeja seragam Ke Jingteng yang berwarna putih
tampak dihiasi titik-titik biru tinta bulpoin. Shen Jiayi juga suka sekali
menyebut Ke Jingteng kekanak-kanakan.
“Namun sekarang, kalau aku terus
diikuti oleh rasa tidak percaya diri ini, aku tidak bisa menggunakan seluruh
diriku untuk menyukai Shen Jiayi. Rasa suka seperti itu, yang bisa membuat
orang tertunduk malu, benar-benar tidak nyaman.” – Ke Jingteng – hlm. 127
Ke Jingteng sadar sekali,
dia menyukai Shen Jiayi. Tapi, dia tak percaya diri karena kecerdasannya yang
biasa saja. Itulah kenapa Ke Jingteng semakin termotivasi untuk memperbaiki
nilai-nilainya, untuk menyejajarkan dirinya dengan Shen Jiayi.
Namun, banyaknya pesaing
yang juga menyukai Shen Jiayi membuat Ke Jingteng terancam. Mereka bukan
orang-orang yang pantas dia remehkan. Karena itu, dia menyerah, dan munculah Li
Xiaohua.
“Meskipun kalian saling menyukai, tapi
tidak mungkin pacaran terus menerus. Kalau tahu dari awal akan putus, mengapa
masih mau pacaran sejak dini? Bukankah seperti ini menjadi tidak berarti?” – Shen Jiayi – hlm. 83
Perubahan Ke Jingteng
rupanya menarik perhatian Li Xiaohua. Dia mendekati Ke Jingteng dengan alasan
menanyakan cara memecahkan sebuah soal. Ke Jingteng tentu saja membantu dengan
senang hati. Dan, dia semakin termotivasi untuk belajar semakin giat karena
tidak mau mengecewakan Li Xiaohua.
“Dua gadis di masa mudaku, keduanya
membuatku menyadari satu hal ini… hanya dengan ketekunan, seseorang baru bisa
menikmati hasil yang indah. Hanya dengan terus tekun berusaha, seseorang baru
bisa melihat dunia yang tidak terbayang sebelumnya.” – Ke Jingteng – hlm. 64
Namun, saat dia patah
hati karena Li Xiaohua, Ke Jingteng menyadari bahwa hatinya masih menyukai Shen
Jiayi. Dia memutuskan untuk kembali mengejarnya.
Dari masa-masa remajanya
sampai masa tahun kedua kuliahnya, Shen Jiayi-lah sosok yang selalu mewarnai
hidup Ke Jingteng. Masalahnya, apakah Shen Jiayi juga menyukai Ke Jingteng?
“Namun, bukankah kalau ada seratus
macam cara untuk kehilangan cinta, maka berarti ada juga seratus cara untuk
mendapatkan cinta?” –
Ke Jingteng – hlm. 201
You are the Apple of my Eye, novel yang lebih cocok disebut semi autobiografi ini
ditulis dari kisah nyata penulisnya. Kita akan disuguhi kenangan-kenangan masa
remaja yang begitu berwarna, dan juga seru banget. Banyak hal konyol yang
membuat tertawa terpingkal karena ulang mereka, Ke Jingteng and the gank.
Aku cukup geregetan pada
Ke Jingteng yang tak pernah bisa percaya diri untuk menyatakan perasaannya pada
Shen Jiayi. Oke, kalau saat mereka masih di bangku sekolah menengah pertama sih
bisa dipahami, tapi selanjutnya kan sudah beda. Sikap Shen Jiayi saja sudah
jelas begitu, kok ya tetap nggak berani, ya?
“Saat menyukai seseorang, tidak ada
waktu yang bisa dikatakan paling tepat untuk menunjukkannya. Kapan harus
mengungkapkannya sehingga orang yang kita sukai tahu tentang perasaan kita,
juga tidak aa kesempatan yang bisa dibilang paling tepat untuk melakukannya.” – Ke Jingteng – hlm. 207
Trus tentang Ke Jingteng
dengan Li Xiaohua, mereka punya hubungan yang tampak pasti. Saat di bagian ini,
kita akan merasakan seperti apa kisah cinta monyet di masa ABG yang kelihatan
malu-malu tapi mau. Sayang, mereka berpisah dengan alasan yang menurut aku
absurd banget.
Yang makin absurd lagi,
apa sih alasan Li Xiaohua tiba-tiba berganti nama saat sekolah menengah atas?
Masak hanya gara-gara Ke Jingteng trus ganti nama, gitu?
Aku kurang suka dengan
narasinya. Duh, panjang banget dan kurang efesien. Ini bagian yang bikin mudah
bosan. Alurnya juga lambat banget. Dan, ada beberapa kali penulis menyisipkan
kisah di masa sekarang saat dia sudah menjadi seorang penulis, saat dia mengenang kembali kisahnya dengan Shen Jiayi –
kalau yang ini aku suka. Dia juga menceritakan kenapa dia menggunakan nama Giddens Ko, lho.
Aku jadi teringat Pamanku
yang juga punya teman karib seorang penulis. Mereka sering bertemu dan
menghabiskan waktu bersama, persis seperti Ke Jingteng alias Giddens Ko dan
teman-temannya. Mereka juga senang sekali mengenang masa muda. Teman pamanku
itu juga menulis novel semi autobiografi, ada kisah Pamanku juga di sana.
Entah kenapa, sejak bab
pertama aku sudah kesulitan menelaah isi novel ini. Aku nggak tahu ini karena
memang bawaan novelnya, atau terjemahannya yang kurang sempurna, atau memang
akunya yang nggak cocok baca novel dengan jenis semi autobiografi seperti ini.
Namun, dari novel ini aku
belajar banyak tentang manfaat lain cinta di masa sekolah. Ternyata, nggak
selamanya cinta punya dampak buruk, lho. Andaikan saja semua anak seperti Ke
Jingteng, mungkin sejak SD mereka sudah boleh pacaran.
Aku sudah menonton
fimnya. Sebelum membacanya, malah. Dan, ternyata novel dan film nggak sama. Di
film nggak ada Li Xiaohua, dan kisah mereka bukan dimulai dari sekolah menengah
pertama, tapi sekolah menengah atas dan berlanjut ke dunia kuliah. Dan, aku
lebih suka nonton filmnya saja. Karena saking sukanya, film itu masih juga ada
di folder laptopku sampai sekarang. Pengin nonton lagi kalau sudah senggang.
Endingnya, untuk film dan
novel sama-sama bikin aku menghela napas. Ya ampun, setelah seperti itu, kenapa
begini?
Oke, langsung ratingnya,
aku kasih 1,3 dari 5 bintang. Maaf, jujur aku kurang – mungkin lebih tepat,
sangat kurang menikmati novel ini.
Yang minat novel ini, bisa langsung kontak Booklaza di WA 085736100626 line deeputu atau BBM 74D81B01. Ada 3 pcs, kondisi second mulus banget. harga jelas murah gila dari pada harga baru.
ReplyDelete