Hari kedua Blog Tour Novel Interlude Karya Windry
Ramadhina. Dan, sepertinya rangkaian event
ini makin menghangat, terutama untuk host-nya.
Blog Tour hari pertama, aku belum menyentuh sama sekali novel ini, karena memang
novel baru sampai kemarin, bersamaan dengan posting pertama. Dan, seharian
kemarin, aku terlalu larut dalam buaiannya. Sampai-sampai aku hampir menamatkannya.
Dan, sekarang hanya bersisa, mungkin, sekitar lima puluh atau empat puluh halaman.
Novel ini ternyata begitu
lembut, lemah, bahkan penuh luka. Beberapa kali aku merasakan sentuhan kasat
mata di hatiku. Dan ini, beberapa bagian Interlude yang menyentuhku.
Aku menemukan rasa sendu
dalam kalimat-kalimatnya. Nggak hanya di hidup Hanna yang memang diciptakan
terlihat lemah, namun juga pada Kai. Dia memang terlihat kokoh, tapi ternyata….
- Kai - (P.4 - Hlm. 147) |
Bagiku, dalam kalimat ini
aku merasa Kai adalah cowok gentle yang mau mengakui kelemahannya. Dan, aku
lebih suka cowok yang mau mengakui seperti apa dirinya dengan gamblang dari
pada harus bertemu cowok terlihat baik-baik yang menyembunyikan kebusukannya.
- Kai - (P.5 – Hlm. 131) |
Ketulusan, Kai punya
ketulusan yang melembutkan hatinya. Ini karena dia mulai merasakan cinta untuk Hanna.
Oouuhh….
Keputusasaan yang tak
berbatas. Ya, itu yang aku rasakan saat membaca kalimat di atas. Rasanya, aku
bisa merasakan apa yang ingin disampaikan Hanna lewat kata-katanya.
- Hanna & Kai - (P. 6 - P.9 – Hlm. 147) |
Hah… paragraf ini membuatku
tersenyum. Manis, namun ada denyut nyerinya.
- Kai - (P.1 – Hlm. 195) |
Aku mendengar suara camar
bersahutan saat membaca paragraf ini.
- Gitta - (P.1 - Hlm. 191) |
Mau tahu apa yang ada di pikiranku saat membacanya? Sahabat-sahabatku yang menolak cinta di antara
mereka. Mereka yang memilih menghindari cinta, karena ketakutan pada apa yang
belum tentu terjadi. Persahabatan yang renggang, kehilangan teman, tak ada lagi
gurauan kacau atau kebersamaan yang hangat, mereka takut semua itu hilang.
Bisa dibilang, Gitta dan
Jun mirip dengan dua sahabatku.
Ayolah, cinta tak serumit
itu, kawan! (Semoga mereka membaca omonganku ini, dan semoga nggak ada barang
terlempar ke arah kepalaku :D)
- Lorraine - (P. 2 – Hlm. 254) |
Benarkah masa lalu
seberat itu? Mungkin, untuk Hanna iya.
Itulah penggalan Novel Interlude. Apakah semakin bikin penasaran? Ya, itu yang aku harapakan. :D Dan, sampai ketemu besok, di hari ketiga Blog Tour Interlude dengan tema yang berbeda tentunya. Yang jelas, rangkaian acara ini, makin hari bakal makin seru dan misterius.
Aaaahh!!! kutipannya... ihihihi.. Jadi kesannya galau bener ya?
ReplyDeleteAku juga sisa dikit lagi halamannya. Disayang-sayang gitu bacanya biar ga cepet tamat.
Kai brengsek tapi romantis, Hanna lemah tapi lugu... oke perpaduan yang manis. :D umm... Gitta sama Jun? ._.
ReplyDeleteKai ♡♡♡ Dari covernya saja sudah jatuh cinta apalagi kalau sudah "bertemu" Kai :)
ReplyDeleteHai teman-teman ini foto kutipan saya atas Interlude silakan berkunjung :)
ReplyDeletehttp://ridhodanbukunya.wordpress.com/2014/05/22/blog-tour-interludeday-2/
Hahaha.... Novel ini memang punya pesona yang nggak bisa di tolak. Nggak cuma para tokohnya, tapi kisahnyapun tak kalah mempesona :D
ReplyDeleteSiap-siap bikin resensi :)
Ahh penasaran! Quotenya astagaaa! Oke, baru liat ini aja aku uda jatuh cinta sama Kai kak :D
ReplyDeleteGimana kalau uda baca? *emh, mikir*
"Biar aku jadi lautmu," Kai.
ReplyDeleteKyaaaaaa!! Aku merinding baca itu! Kai romantis :3
Ahai... asik, pada ngiler :D
ReplyDeleteKok Kai bikin jatuh cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?
ReplyDelete