Sinopsis
Interlude
Hanna,
listen.
Don't
cry, don't cry.
The
world is envy.
You're
too perfect
and she
hates it.
Aku
tahu kau menyembunyikan luka di senyummu yang retak.
Kemarilah,
aku akan menjagamu,
asalkan
kau mau mengulurkan tanganmu.
"Waktu
tidak berputar ulang. Apa yang sudah hilang,
tidak
akan kembali. Dan, aku sudah hilang."
Aku
ingat kata-katamu itu. Masih terpatri di benakku.
Aku
tidak selamanya berengsek.
Bisakah
kau memercayaiku, sekali lagi?
Kilat
rasa tidak percaya di matamu,
membuatku
tiba-tiba meragukan diriku sendiri.
Tapi,
sungguh, aku mencintaimu,
merindukan
manis bibirmu.
Apa
lagi yang harus kulakukan agar kau percaya?
Kenapa
masih saja senyum retakmu yang kudapati?
Hanna,
kau dengarkah suara itu?
Hatiku
baru saja patah....
* * *
Aku bertemu Interlude, novel terbaru Windry Ramadhina saat aku membuka akun twitter-ku dan bertemu foto profil Mbak
Windry yang menggunakan cover novel
terbarunya. Sejak saat itu, aku sudah jatuh cinta pada novel ini. Sampai-sampai,
aku membuka akunnya dan men-save
gambar covernya untuk aku jadikan wallpaper
ponselku.
Menurutku, novel ini sudah
punya daya tarik untuk membuat terpesona pada pandangan pertama. Apalagi saat
membaca tagline-nya, “Selalu ada jeda untuk bahagia”, dan
kemudian membaca sinopsisnya, aku benar-benar langsung jatuh cinta setengah
mati dengan novel ini. Waoo…
Melihat begitu excited-nya diriku pada novel ini, jelas
aku punya harapan besar padanya. Harapan agar novel ini bukan novel biasa yang
sekedar bercerita tentang cinta. Ada unsur non-mainstrain
yang harus diangkatnya. Harus ada gelombang rasa yang dahsyat saat membacanya.
Dan, tokoh-tokohnya harus melahirkan karakter yang kental dan sangat
mempengaruhi cerita. Atau, kalau bisa sekalian mampu membuat pembaca
tergila-gila sama tokohnya.
Aku memang belum membaca semua
novel Mbak Windry. Orange, dan Memory sudah agak langka. Baru London "Angel" dan Montase
yang berhasil aku tamatkan. Kedua novel ini membuatku berekspektasi, Windry
Ramadhani adalah penulis dengan gaya menulis yang lincah, manis, dan dengan
rasa roman yang lembut dan menenangkan seperti aroma Vanila. Itu yang bikin aku
merasa Mbak Windry special.
Dalam novel terbarunya ini, aku
semakin yakin, dan tentu berharap semoga Interlude mampu menyampaikan rasa yang
membuat hatiku jatuh cinta, kasmaran, galau, terluka, bahagia, dan mengharu
biru bersama tokoh-tokohnya.
So, aku
benar-benar nggak sabar untuk segera membaca novel ini.
ahh...me too, kak :D nggak sabar buat baca Interlude.
ReplyDeleteNovel mba Windy bikin kadar penasaranku meningkat!
Melahap montase belum cukup kenyang... :D
Sinopsisnya uhhh.. Pengen cepet2 baca ._.
ReplyDeleteAzzah dan Lajeng : Hahaha... ini aku baru 1/4 hari aja udah bisa melahat 200 halaman lebih. Wao... rekor buat aku. Novel ini beneran bikin g bisa berhenti baca :D
ReplyDeleteAyo cepet selesaiin dan kasih bocoran lagi ke aku :D
ReplyDeleteSetiap hari, pasti ada bocorannya. Hahahaha.... Tungguin, ya?!
ReplyDeletewiw, gak sabar menungg kebocoran-kebocoran yang lain. hehe...
ReplyDeleteBocoran jam 14.00 guys! :D
ReplyDeleteIya nih Mbak, orange sama memori sudah langka :(
ReplyDeletepengen dong baca novel nya
ReplyDeleteNovel kayaknya udah ready di gramedia, deh. Selamat berburu :D
ReplyDelete