Wah, Gagas Media sudah 12 tahun melalang buana membuka cakrawala
kita tentang dunia.
Buku, buat aku lebih mudah melihat tentang apapun, termasuk
tentang rasa dan cinta. Dan, selama ini, aku menemukan berbagai jenis rasa dan
cinta dari novel-novel romance terbitan Gagas Media.
Umur 12 tahun bukanlah umur yang belia lagi. Gagas Media sudah
semakin dewasa, dan itu jelas terlihat dari kualitas novel-novelnya yang
semakin keren.
Nah, sebagai kadoku untuk Gagas Media, aku ingin mempersembahkan
postingan yang berisi jawaban ‘Tantangan 12 Pertanyaan Gagas Media untuk para
Blogger’.
Berikut jawabanku :
1. Sebutkan
12 judul buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya!
Marriageable
– Riri Sardjono
Notasi
– Morra Quatro
Sempurna
– Nonier
Coupl(ov)e
– Rhain Fathia
Melbourne
“Rewind” – Winna Efendi
Bangkok
“The Journal” – Moemoe Rizal
My
Partner – Retni S.B
Mencarimu
– Retni S.B
Tangled
– Emma Chase
People
Like Us – Yosephine Monica
Dilan,
Dia adalah Dilanku Tahun 1990 – Pidi Baiq
Bella
and The Beast – Astrid Zeng
2.
Buku apa yang pernah membuatmu menangis?
Nggak banyak buku yang bisa membuat aku
menangis. Tapi, pasti ada beberapa yang berhasil menyentuh perasaanku terlalu
dalam.
Bangkok
‘The Journal’ karya Moemoe Rizal, ini adalah salah satu novel yang
membuat aku menangis. Bang Moemoe memang berhasil menciptakan nuansa renyah dan
sedikit nakal di novel ini. Tapi, kisahnya tentang ibu dan adiknya membuat aku
begitu tersentuh. Dia mengajarkan, bahwa seperti apapun perasaan hatinya, kasih
sayang seorang anak tak akan pernah kalah dari rasa benci.
Dan, satu lagi yang aku ingat, aku juga
menangis saat membacanya, Notasi karya
Morra Quatro. Novel ini punya kisah cinta yang manis meskipun tidak
romantis. Tapi, ketulusan dan cara mereka mencintai membuat aku tak bisa
menahan air mataku. Apalagi, aku harus mengetahui seperti apa akhir kisah
mereka. Rasanya, aku tak terima dengan hasilnya.
People
Like Us karya Yosephine Monica. Novel ini pada dasarnya novel dengan
tema yang aku benci, sakit. Tapi, cara Amy menghadapi umurnya yang singkat
tidak membuat pembaca seperti mengulang cerita dari novel yang pernah dibaca.
Novel ini fresh, dan aku sangat tersentuh dengan perjuangannya.
3. Apa
quote dari buku yang kamu ingat dan menginspirasi?
Bisa dibilang, quote ini menyentil aku banget.
Dia kayak menyadarkan aku tentang sebenarnya apa yang ada di benakku selama
ini.
“Kadang gue pikir, gue nggak pengin
kawin. Tapi, kadang gue ngerasa itu nggak normal dan seharusnya gue emang
kawin. Tapi gue takut sakit kalau gue kawin. Tapi gue juga takut kesepian kalau
gue nggak kawin.” Hlm. 75
“Sementara orang Timur bilang, untuk menikah
kita cuma perlu kematangan kantong rahim dan sperma. We called it old enough.” Hlm. 306
Itu dua quote
dari novel Marriageable karya Riri
Sardjono. Dua-duanya nyeletuk dengan bahasa sedikit blak-blakan tapi
sebenarnya benar sekali.
Aku dibuat
berpikir tentang sebuah pernikahan yang kadang bisa begitu simpel, tapi kadang
bisa lebih ribet dari pada apapun di dunia ini.
4.
Siapakah tokoh dalam buku yang ingin kamu pacari? Hayoo, berikan
alasan kenapa kamu cocok jadi pasangannya?
Hahahai… kalau yang
ini sih banyak banget jawabannya. Oke, tapi yang sampai sekarang cowok itu
nggak pernah benar-benar pergi dari otak aku, meskipun banyak cowok fiksi keren
sering mampir dan berseliweran. Dia adalah Awang, tokoh cowok dalam novel Sempurna
karya Nonier.
Awang bukan tipe
cowok kaya, juga nggak ganteng-ganteng amat. Tapi, semangat dia dalam bekerja,
setianya pada pasangan, cara melindungi cewek, dan segala hal yang tampak
begitu keren itu, membuat aku berpikir, cowok kayak Awang paling cocok jadi
suami. Dia bisa diandalkan dan bisa menjadi sandaran saat hati mulai lelah.
Dia juga nggak
romantis, dan aku memang nggak terlalu suka cowok romantis. Karena? Ya, memang
nggak semua, tapi cowok romantis biasanya kadal.
5. Ceritakan Ending berkesan dan tak akan
kamu lupakan
Ending ini membuka siapa sebenarnya yang
bercerita. Sejak awal, pembaca tak akan menduganya. Walaupun sebenarnya, novel
ini diceritakan dengan POV 1. Tapi, ternyata selama dia bercerita, dia
menggunakan sudut pandang orang yang diceritakannya, orang yang sangat dia
cintai.
Ending ini membuat sang pencerita semakin
terasa bahwa cintanya pada tokoh utama yang dia gunakan sebagai sudut pandang –
sangat besar dan mendalam.
6. Buku Pertama GagasMedia yang
Kamu baca dan kenapa memilih buku itu?
Alexandria
karya Salman Aristo. Alasannya simpel banget, karena film-nya oke.
Ternyata, baca novelnya lebih oke lagi.
7.
Dari sekian buku yang kamu punya, apa judul yang menurutmu menarik,
kenapa?
Interlude
karya Windry Ramadhina. Menurutku, judul singkat tapi maknanya
benar-benar mengena seperti inilah judul yang paling top! Satu kata, tapi bisa
menggambarkan cerita. Wao… bikin judul seperti itu kadang tampak sepele. Tapi,
sebenarnya susah banget.
8.
Sekarang lihat rak bukumu... cover mana yang kamu suka, kenapa?
Lagi-lagi aku harus menyebut novel ini. Aku
sangat suka dengan cover Interlude karya
Windry Ramadhina. Sampai-sampai, cover novel ini jadi wallpaper di
ponselku. Sampai sekarang belum aku ganti.
Aku menyukai cover ini karena menurutku, cover
ini seperti sebuah lukisan yang menggambarkan masa lalu seorang perempuan muda.
Hanya dengan melihat covernya, aku bisa merasakan aura rasa yang ingin
disampaikan.
9.
Tema cerita apa yang kamu sukai, kenapa?
Tema cerita cinta – tetap – tapi tidak melulu
harus romantis. Cinta yang sederhana tapi menyentuh. Kisah yang bisa
menginspirasi dan membuat pembacanya juga ikut belajar tentang hidup. Cerita
seperti ini pasti tidak akan gampang terlupakan.
10. Siapa penulis yang ingin kamu
temui, kalau sudah bertemu, kamu mau apa?
Aku ingin bertemu Windry Ramadhina dan Retni S.B.
Jika bertemu, aku pengin bertanya, apakah
karakter cowok di novel mereka itu ada? Kalau ada aku mau satu kayak mereka.
11. Lebih suka baca e-book (buku
digital) atau buku cetak (kertas) , kenapa?
Jelas jawabannya 100% adalah buku cetak. Alasannya, karena bisa
dikoleksi. E-book juga bisa. Tapi, nggak ada seninya. Pernah melihat punggung
buku yang berjejer di rak? Itu hal menyenangkan yang sering aku lakukan.
Warnanya, judul yang tertera di sana, dan baunya, mereka seperti hidup dan
menenangkan. Mungkin, hal seperti ini nggak semua bisa merasakan. Tapi, aku
bisa.
12.
Sebutkan 12 kata untuk Gagas Media menurutmu?
Romantis, kreatif, up to date, beragam,
mempesona, semakin mantap, tak pernah lekang oleh waktu.
Selamat ulang Tahun Gagas Media. Ditunggu buku-buku kerennya lagi...dan lagi!!!!
No comments:
Post a Comment