Penulis : Baek Myo
Penerjemah : Vina Marlia
Penerbit : Haru
Genre : Young Adult
Katergori : Romance, Musik, Family Drama
Terbit : Juli 2013
Tebal : 356 hlm
ISBN : 978 – 602 – 7742 – 15 – 4
Harga : Rp. 57.000
“Saat
kita takut, memang tidak apa-apa melarikan diri, tapi kalau selamanya melarikan
diri kita tidak akan bisa hidup. Kalau setiap kali takut, lalu melangkah mundur
maka tidak akan ada perkembangan.”
– Go Hu – hlm. 180
Hwan memilih pergi dari rumah. Dia harus
merasakan kerasnya hidup dijalanan. Sering kali dia dikejar preman dan harus
berkelai dengan mereka.
Suatu ketika, dia bersembunyi dari kejaran
Preman di gereja. Saat itulah dia bertemu empat pria tampan yang sedang
berlatih musik. Mereka membantunya melepaskan diri dari para preman itu.
“Saat melindungi orang yang berharga, membuat
kesalahan pun tidak masalah.” – Chang Ryong
– hlm. 271
Hwan merasa terbantu dengan mereka. Tapi,
tiba-tiba mereka mengajaknya masuk ke dalam bandnya. Dengan sebuah alasan yang
menurut Hwan sangat konyol.
“Di antara orang-orang yang kami temui, namamu
lah yang paling bagus. Kau tahu apa yang terjadi kalau kita memilih anggota
yang namanya bagus?! Saat memperkenalkan diri dengan nama yang keren, penonton pasti
akan bersorak-sorai!” – Jin Woo – hlm
17
Jelas, itu bukan sebuah alasan yang bisa
membuat seseorang tertarik untuk mengatakan ‘iya’.
Namun, akhirnya Hwan memutuskan untuk masuk
band karena merasakan sesuatu yang tak pernah dia rasakan. Dia menemukan sebuah
sinar di mata mereka saat mengatakan tentang musik.
Mereka sangat senang sekali saat mendengar
Hwan bersedia bergabung dengan mereka.
“Waah! Sekarang terbentuklah band
beranggotakan lima pria!” – Jin Woo –
hlm. 48
Tunggu dulu, lima pria? Hwan, kan wanita!!!
Sebenarnya, masalah itu akan langsung selesai
saat Hwan meyakinkan mereka bahwa dia wanita. Tapi, untuk Hwan, sudah
selayaknya wanita terlihat wanita. Dia tidak ingin sampai bicara dengan
mulutnya sendiri bahwa dia wanita.
Sweet
Melody #1, membaca novel ini, aku langsung
teringan serial Drama Korea You’re Beautiful yang dibintangi Jang Geum-suk dan
Park Shin-hye. Drama Korea ini juga mengambil tema tentang sebuah Band dan
penyamaran seorang wanita menjadi pria untuk menggantikan saudara kembarnya. Si
saudara kembarnya yang seorang pria itu masih belum selesai dalam proses
operasi plastik. Jadi, agar tidak menganggu acara band tersebut, si Produser
meminta saudari yang berprofesi sebagai biarawati itu untuk menyamar menjadi
pria dan masuk menjadi salah satu personil Band A.N.JELL.
Alasan kenapa Hwan dan Go Mi-nyeo (Park Shi
Hye) menyamar menjadi pria memang berbeda. Hwan sebenarnya tidak bermaksud
menyamar menjadi pria. Dia bahkan sudah pernah mengatakan dia wanita, tapi
teman-temannya malah menganggap dia sedang bercanda. Akhirnya, karena tak tahu
lagi bagaimana cara mengatakannya, Hwan memilih menerima genre yang dilekatkan
teman-teman padanya. Sedangnya Go Mi-nyeo, sesuai ceritaku di atas, dia
melakukannya dengan sengaja.
Namun, konflik selanjutnya bisa dibilang sama.
Ada anggota band yang suka padanya, maksudku pada Hwan dan pada Go Mi-Nyeo. Padahal,
saat itu mereka tahunya Hwan dan Go Mi-Nyeo adalah pria. Terjadi pergolakan di
hati mereka. Apakah mereka gay?
“Bila kau menyukai seseorang, jangan berpikir
hanya lelucon. Jangan gunakan alasan yang konyol untuk memaksa, karena tidak
ada seorang pun yang mau diperlakukan seperti itu.” – Hwan – hlm. 331
Di Sweet Melody #1 ini, konfliknya lebih
kepada Band dan persaingan di dunia artis. Ada Group bernama H2O yang
personilnya nyebelin semua. Oh, konflik juga melibatkan kehidupan personil Band
Sweet Melody, kecuali kehidupan si Kembar Ji Seong dan Jin Woo. Juga keinginan
mereka untuk masuk sekolah seni Baekjaego
Karakter para tokohnya, menurutku juga
sebelas-dua belas sama Drama Korea You’re Beautiful. Ya, nggak sama 100%,
75%-lah, ya.
Chang Ryong, dia punya karakter mirip Hwang
Tae-kyung. Tapi, Chang Ryong lebih narsis. Kalau Tae-kyung di A.N.JELL sebagai
Vokalis. Nah, si Chang Ryong jadi drummer. Cuma, meskipun dia drummer, tapi
terasa banget kalau dia adalah leader-nya.
Hwan dan Go Mi-Nyeo juga sedikit berbeda. Hwan
jelas terlihat sangat tomboy. Dia bisa bertarung dan mengalahkan empat pria
sendirian. Tapi, kalau Go Mi-nyeo dia ditakdirkan sebagai wanita sungguhan.
Sehingga, sedikit banyak sifat feminimnya akan terlihat. Cuma, mereka sama-sama
konyol dalam menghadapi perasaanya.
“Jangan lari dari kenyataan, tatap masa depan.
Jangan menyerah, berusahalah. Dengan begitu kau akan mendapatkan kesuksesan,
Lee Hwan.” – Go Hu – hlm. 31
Ju Ho, aku rasa dia mirip Kang Sin-woo. Mereka
sama-sama pria dengan pikiran yang dewasa. Tapi, Sin-woo lebih pendiam.
Sedangkan Ju Ho lebih seru.
Sedangkan si Kembar, Ji Seong dan Jin Woo
lebih mirip Jeremy. Jeremy ini kesannya pecicilan dan seru banget orangnya.
Begitu juga dengan si kembar ini.
Ada satu lagi personil Sweet Melody, dia
adalah Hyeon Jo, si pianis genius yang melarikan diri dari dunia yang membuat
namanya besar. Dia tampil menggunakan topeng saat manggung dengan Sweet Melody.
Di novel ini, aku menemukan beberapa kesalahan
dalam pemenggalan paragraf dalam percakapan tokohnya. Ini bikin aku sedikit
bingung menentukan siapa sebenarnya yang sedang bicara. Dan, hal seperti ini
menyebar hampir di keseluruhan novel.
Contoh :
“Ckck.
Kalau aku sih ingin melepaskanmu saja.”
“Bisa
terlepas dari Chang Ryong, itu sama dengan memenangkan lotre.”
Jin
Seong dan Jin Woo bergumam sambil menggeleng-gelengkan kepala. Chang Ryong
melempar senyum hangat ke arah mereka berdua.
“Siapa
yang mau mati duluan?!”
Menurutku – entah aku ini benar atau salah –
pemenggalan paragraf percakapan yang benar menurutku seperti ini :
“Ckck.
Kalau aku sih ingin melepaskanmu saja.”
(Harusnya ini diberi penjelasan siapa yang bicara)
“Bisa
terlepas dari Chang Ryong, itu sama dengan memenangkan lotre.”(Begitu juga dengan yang ini)
Jin
Seong dan Jin Woo bergumam sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Chang
Ryong melempar senyum hangat ke arah mereka berdua. “Siapa yang mau mati
duluan?!”
Endingnya juga asal putus saja. Memang ada
sekuelnya. Tapi, untuk ending novel-kan harusnya diperhitungkan lebih seksama.
Harus ada sebuah jawaban, meskipun nggak diungkapkan secara jelas. Di novel
ini, endingnya malah membuka sebuah konflik lain. Benar-benar tidak membuat
pembaca tidur nyenyak.
Rating untuk novel ini 2,8 dari 5 bintang.
No comments:
Post a Comment