Penulis : Rhein Fathia
Penerbit : Romance Qanita (Mizan)
Genre : Romance
Kategori : Adult, Friendzone, Traveling
Terbit : Februari 2013
Tebal : 296 hlm
ISBN : 978 – 602 – 9225 – 72 – 3
Harga : Rp. 45.000
“Sering kali kita dibuat bingung oleh pertanyaan, siapa yang
kita cintai sebenarnya? Sosok yang selalu hadir menemani atau yang sejatinya
dipilih oleh hati? Bagiku, keduanya tetap cinta.” – Nilam – hlm. 292
Buat Nilam, Bali adalah
tempat yang sangat ingin dia kunjungi. Yap, Nilam belum pernah ke pulau yang
sangat indah ini. Dan, Shen – teman sejak kecilnya, sekaligus sahabat
terbaiknya – menawari Nilam untuk melakukan perjalanan ke sana.
Nilam mendapatkan pengalaman
menyenangkan dan seru berkat Shen. Bagi Shen yang sangat tahu seperti apa
Nilam, mudah saja menebak apa yang disukai gadis ini. Meskipun, hari pertama
tiba di Bali, mereka harus kecewa dengan tempat penginapan yang mereka tempati.
Sebelum berangkat, Shen sudah mem-booking
dua kamar. Namun, sampai di sana hanya tersisa satu kamar. Terpaksa mereka
harus tidur di satu kamar.
Keindahan Bali perlahan
menyadarkan Nilam tentang sebuah perasaan yang sejak lama tak pernah dia
sadari. Ada Shen yang ternyata menempati sisi hatinya. Padahal, selama ini
Nilam merasa hanya Reza – kekasihnya – saja yang memenuhi seluruh hatinya.
Ternyata, dia salah.
“Nilam, menurutku ada dua jenis cinta
dalam memilih pasangan hidup. Ada cinta yang tumbuh karena witing tresno jalaran soko kulino… Lalu, ada juga cinta yang memang muncul
tanpa alasan. Cinta itu hadir, ditunjukkan pada seseorang, karena hati memang
memilihnya.” – Shen – hlm. 103 – 104
Nilam belum mau mengakui,
mungkin dia belum yakin dengan hatinya. Tapi, Pantai Padang-Padang menjawab
semuanya.
Mengetahui apa yang
sebenarnya hati dia inginkan, bukanlah sebuah solusi. Yang ada, malah
menimbulkan masalah baru. Bagaimana dengan Reza yang sedang menunggu jawaban
Nilam atas lamarannya? Bagaimana Nilam menghadapi Shen kemudian?
Nilam sangat menginginkan
Shen, tapi Reza terlalu baik untuk dia sakiti.
“Pada akhirnya, toh kamu harus
memilih, Nilam. Menurutku begini, ibarat petualangan, kamu bisa pergi dan
bertualang dengan siapa pun. Tapi, sampai kapan? Ada satu masa ketika kamu
akhirnya merasa lelah dan kembali kepada seseorang yang dengan setia dan sabar
menunggumu.” – Made
– hlm. 178
Seven Days, Novel pemenang pertama Lomba Menulis Romance Qanita.
Bertema tentang frienzone yang
dibalut dengan cerita traveling.
Cukup menarik, apalagi cara bercerita Rhain Fathia terasa ringan dengan pilihan
diksi yang enak.
Karakter Shen menurutku
cukup memikat, meskipun aku kurang menangkap jelas seperti apa Shen itu.
Meskipun Shen jadi tokoh utama kedua setelah Nilam, aku merasa Shen kurang
tereksplor penuh.
Konfliknya lebih ke
perasaan Nilam. Padahal, Shen punya konflik yang lebih komplek dan seru untuk
dibahas. Kayaknya – kayaknya nih, ya – novel ini akan seru kalau menggunakan
sudut pandang Shen juga, tidak hanya Nilam yang sibuk galau.
Aku penasaran seperti apa
perasaan Shen sebenarnya. Aku juga ingin tahu bagaimana cara Shen menguatkan
hatinya saat mengetahui dan melihat kemesraan Nilam dan Reza di depan matanya,
juga kenyataan bahwa dia tak akan bisa mendapatkan Nilam.
“Nanti pasti aku bakal dapetin
perempuan yang membuatku selalu merasa terpanggil untuk ada di dekatnya.
Perempuan yang dipilih oleh hatiku karena memang hatiku menginginkannya.” – Shen – hlm. 17
Nilam sendiri menurutku
tipe cewek yang seru, cuek – saking cueknya nggak merasa kalau Shen itu cinta
banget sama dia. Duh, repot ngadepin cewek kayak begini! Trus, Nilam itu juga
apa adanya, tipe yang nggak macem-macem, menyenangkan, dan aku nggak menemukan
sisi introvert seperti yang dia
sebutkan. Buktinya, dia bisa bercerita dengan Made tentang masalahnya dengan
gamblang. Kalau dia introvert,
bercerita bukan masalah mudah, apalagi dengan orang lain yang baru dikenal.
Sama yang udah kenal aja susah banget.
Setting Bali yang digambarkan Rhein Fathia bikin kangen pengin ke sana. Padahal,
meskipun pengin ke Bali, aku lebih pengin ke tempat lain karena Bali sudah tak
alami lagi, maksudku pantainya.
Ngomongin pantai di Bali,
aku nggak setuju sama pendapat Rhein Fathia yang bilang Sanur itu pantai yang
indah. Sanur kotor, aku cuma bisa menghela napas di sana. Aku yang biasa
melihat pantai-pantai alami di Pacitan, Gunung Kidul – Yogyakarta, atau mulai
pengin mengeksplor pantai-pantai baru di Trenggalek dan Tulungagung, nggak akan
bisa puas melihat Sanur dan Kuta. Tapi, jujur aku penasaran sama Pantai
Padang-Padang, aku belum pernah ke sana. Dan, sekarang jadi beneran pengin ke
sana.
Waktu setting-nya di Joger, aku jadi teringat
pengalamanku di sana. Sama seperti yang diceritakan, bah…tempat itu lebih ramai dari pada pasar. Lihat antrian kasir
udah males banget.
Novel ini juga bisa jadi
bahan referensi untuk kunjungan ke Bali. Kayak pas di Pure Besakih. Aku juga
belum ke sana. Sebenarnya, banyak tempat di Bali yang belum sempat tereksplor,
sih. Saat di tempat ini, Shen dan Nilam harus menghadapi para pemuda yang
mencoba melakukan pemerasan pada mereka. Masak sewa sarung aja seratus ribu,
masuk bayar tiket lima puluh ribu, belum lagi bayar guide. Habis berapa itu kalau di’iya’in aja? Nggak cocok sama
kantong backpacker.
Novel ini sejak awal
sudah bisa aku tebak, Shen cinta sama Nilam yang sudah punya pacar. Bali adalah
trik Shen untuk mendapatkan Nilam. Juga endingnya, aku sudah menebaknya. Tapi,
bukan itu yang terpenting. Aku cukup suka dengan eksekusinya. Meskipun
penyelesaiannya agak terlalu kebetulan, tapi manis, sih. Jadi, diampuni.
Ini novel kedua Rhein
Fathia setelah Coupl(ov)e yang aku baca. Novel yang punya tema sama dengan
Seven Days, persahabatan dan cinta. Hati-hati, Mbak, ntar jadi beneran cinta
sama sahabat sendiri, lho. Eh, jangan-jangan udah! (Just, Kidding!!!)
Aku jatuh cinta dengan cara
penulisnya bercerita saat membaca Coupl(ov)e. Aku tak segan memberinya nilai
hampir sempurna. Tapi, di Goodreads aku memberinya bintang sempurna.
Untuk novel ini, aku
memberinya rating 2,8 dari 5 bintang. Ini karena konflik di setiap bagian –
kecuali bagian hampir akhir – kurang terasa mantap.
Pernah memasukan novel coup(lov)e jadi wishlist tapi sampai sekarang belum kesampaian. Ternyata udah ada novel lainya yang juga gak kalah seru.
ReplyDeleteKayaknya musim banget friendzone. Bikin galau. Apalagi settingnya Bali, wah makin seru ceritanya.
Suka banget sama novel ini, aku dimanjain traveling romantis juga galau dan akhirnya cinta menemukan muaranya pada siapa ia melabuh. Membaca novel ini aku juga merasakan ruhku sedang pulang ke kampung halaman :D panteslah novel ini menang karena cakep.
ReplyDelete