Monday, July 13, 2015

Resensi - SEVEN DAYS “Terjebak bersamamu"



Penulis : Rhein Fathia
Penerbit : Romance Qanita (Mizan)
Genre : Romance
Kategori : Adult, Friendzone, Traveling
Terbit : Februari 2013
Tebal : 296 hlm
ISBN : 978 – 602 – 9225 – 72 – 3
Harga : Rp. 45.000

“Sering kali kita dibuat bingung oleh pertanyaan, siapa yang kita cintai sebenarnya? Sosok yang selalu hadir menemani atau yang sejatinya dipilih oleh hati? Bagiku, keduanya tetap cinta.” – Nilam – hlm. 292

Buat Nilam, Bali adalah tempat yang sangat ingin dia kunjungi. Yap, Nilam belum pernah ke pulau yang sangat indah ini. Dan, Shen – teman sejak kecilnya, sekaligus sahabat terbaiknya – menawari Nilam untuk melakukan perjalanan ke sana.
Nilam mendapatkan pengalaman menyenangkan dan seru berkat Shen. Bagi Shen yang sangat tahu seperti apa Nilam, mudah saja menebak apa yang disukai gadis ini. Meskipun, hari pertama tiba di Bali, mereka harus kecewa dengan tempat penginapan yang mereka tempati. Sebelum berangkat, Shen sudah mem-booking dua kamar. Namun, sampai di sana hanya tersisa satu kamar. Terpaksa mereka harus tidur di satu kamar.
Keindahan Bali perlahan menyadarkan Nilam tentang sebuah perasaan yang sejak lama tak pernah dia sadari. Ada Shen yang ternyata menempati sisi hatinya. Padahal, selama ini Nilam merasa hanya Reza – kekasihnya – saja yang memenuhi seluruh hatinya. Ternyata, dia salah.
“Nilam, menurutku ada dua jenis cinta dalam memilih pasangan hidup. Ada cinta yang tumbuh karena witing tresno jalaran soko kulino… Lalu, ada juga cinta yang memang muncul tanpa alasan. Cinta itu hadir, ditunjukkan pada seseorang, karena hati memang memilihnya.” – Shen – hlm. 103 – 104
 
Nilam belum mau mengakui, mungkin dia belum yakin dengan hatinya. Tapi, Pantai Padang-Padang menjawab semuanya.
Mengetahui apa yang sebenarnya hati dia inginkan, bukanlah sebuah solusi. Yang ada, malah menimbulkan masalah baru. Bagaimana dengan Reza yang sedang menunggu jawaban Nilam atas lamarannya? Bagaimana Nilam menghadapi Shen kemudian?
Nilam sangat menginginkan Shen, tapi Reza terlalu baik untuk dia sakiti.
“Pada akhirnya, toh kamu harus memilih, Nilam. Menurutku begini, ibarat petualangan, kamu bisa pergi dan bertualang dengan siapa pun. Tapi, sampai kapan? Ada satu masa ketika kamu akhirnya merasa lelah dan kembali kepada seseorang yang dengan setia dan sabar menunggumu.” – Made – hlm. 178
Seven Days, Novel pemenang pertama Lomba Menulis Romance Qanita. Bertema tentang frienzone yang dibalut dengan cerita traveling. Cukup menarik, apalagi cara bercerita Rhain Fathia terasa ringan dengan pilihan diksi yang enak.
Karakter Shen menurutku cukup memikat, meskipun aku kurang menangkap jelas seperti apa Shen itu. Meskipun Shen jadi tokoh utama kedua setelah Nilam, aku merasa Shen kurang tereksplor penuh.
Konfliknya lebih ke perasaan Nilam. Padahal, Shen punya konflik yang lebih komplek dan seru untuk dibahas. Kayaknya – kayaknya nih, ya – novel ini akan seru kalau menggunakan sudut pandang Shen juga, tidak hanya Nilam yang sibuk galau.
Aku penasaran seperti apa perasaan Shen sebenarnya. Aku juga ingin tahu bagaimana cara Shen menguatkan hatinya saat mengetahui dan melihat kemesraan Nilam dan Reza di depan matanya, juga kenyataan bahwa dia tak akan bisa mendapatkan Nilam.
“Nanti pasti aku bakal dapetin perempuan yang membuatku selalu merasa terpanggil untuk ada di dekatnya. Perempuan yang dipilih oleh hatiku karena memang hatiku menginginkannya.” – Shen – hlm. 17

Nilam sendiri menurutku tipe cewek yang seru, cuek – saking cueknya nggak merasa kalau Shen itu cinta banget sama dia. Duh, repot ngadepin cewek kayak begini! Trus, Nilam itu juga apa adanya, tipe yang nggak macem-macem, menyenangkan, dan aku nggak menemukan sisi introvert seperti yang dia sebutkan. Buktinya, dia bisa bercerita dengan Made tentang masalahnya dengan gamblang. Kalau dia introvert, bercerita bukan masalah mudah, apalagi dengan orang lain yang baru dikenal. Sama yang udah kenal aja susah banget.
Setting Bali yang digambarkan Rhein Fathia bikin kangen pengin ke sana. Padahal, meskipun pengin ke Bali, aku lebih pengin ke tempat lain karena Bali sudah tak alami lagi, maksudku pantainya.
Ngomongin pantai di Bali, aku nggak setuju sama pendapat Rhein Fathia yang bilang Sanur itu pantai yang indah. Sanur kotor, aku cuma bisa menghela napas di sana. Aku yang biasa melihat pantai-pantai alami di Pacitan, Gunung Kidul – Yogyakarta, atau mulai pengin mengeksplor pantai-pantai baru di Trenggalek dan Tulungagung, nggak akan bisa puas melihat Sanur dan Kuta. Tapi, jujur aku penasaran sama Pantai Padang-Padang, aku belum pernah ke sana. Dan, sekarang jadi beneran pengin ke sana.
Waktu setting-nya di Joger, aku jadi teringat pengalamanku di sana. Sama seperti yang diceritakan, bah…tempat itu lebih ramai dari pada pasar. Lihat antrian kasir udah males banget.
Novel ini juga bisa jadi bahan referensi untuk kunjungan ke Bali. Kayak pas di Pure Besakih. Aku juga belum ke sana. Sebenarnya, banyak tempat di Bali yang belum sempat tereksplor, sih. Saat di tempat ini, Shen dan Nilam harus menghadapi para pemuda yang mencoba melakukan pemerasan pada mereka. Masak sewa sarung aja seratus ribu, masuk bayar tiket lima puluh ribu, belum lagi bayar guide. Habis berapa itu kalau di’iya’in aja? Nggak cocok sama kantong backpacker.
Novel ini sejak awal sudah bisa aku tebak, Shen cinta sama Nilam yang sudah punya pacar. Bali adalah trik Shen untuk mendapatkan Nilam. Juga endingnya, aku sudah menebaknya. Tapi, bukan itu yang terpenting. Aku cukup suka dengan eksekusinya. Meskipun penyelesaiannya agak terlalu kebetulan, tapi manis, sih. Jadi, diampuni.
Ini novel kedua Rhein Fathia setelah Coupl(ov)e yang aku baca. Novel yang punya tema sama dengan Seven Days, persahabatan dan cinta. Hati-hati, Mbak, ntar jadi beneran cinta sama sahabat sendiri, lho. Eh, jangan-jangan udah! (Just, Kidding!!!)
Aku jatuh cinta dengan cara penulisnya bercerita saat membaca Coupl(ov)e. Aku tak segan memberinya nilai hampir sempurna. Tapi, di Goodreads aku memberinya bintang sempurna.
Untuk novel ini, aku memberinya rating 2,8 dari 5 bintang. Ini karena konflik di setiap bagian – kecuali bagian hampir akhir – kurang terasa mantap.

2 comments:

  1. Pernah memasukan novel coup(lov)e jadi wishlist tapi sampai sekarang belum kesampaian. Ternyata udah ada novel lainya yang juga gak kalah seru.

    Kayaknya musim banget friendzone. Bikin galau. Apalagi settingnya Bali, wah makin seru ceritanya.

    ReplyDelete
  2. Suka banget sama novel ini, aku dimanjain traveling romantis juga galau dan akhirnya cinta menemukan muaranya pada siapa ia melabuh. Membaca novel ini aku juga merasakan ruhku sedang pulang ke kampung halaman :D panteslah novel ini menang karena cakep.

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos