Penulis : Nilam Suri
Penerbit : Gagasmedia
Genre : Romance
Kategori : Adult, Family Drama
Terbit : 2012
Tebal : viii + 280 hlm
ISBN : 979 – 780 603 – 0
Harga : Rp. 45.000
Berapa banyak jalan
untukmu keluar dari masalah yang mendera? Apakah jalan itu benar-benar aman,
atau malah akan menambah luka yang sudah kau tanggung sebelumnya?
Hidup ini tak pernah
lepas dari perkara. Namun, apakah kamu masih sanggup memikulnya jika perkara
itu tiada henti melingkupimu? Bahkan, seseorang yang dulu kau anggap bisa
menjadi satu-satunya orang yang membuatmu bertahan tiba-tiba pergi untuk
selamanya.
“Karena, sekali dia nyerahin hatinya
– yang gue tahu entah gimana berada dalam kondisi rapuh dan babak belur – itu
ke gue, hatinya bakal selalu aman. Bahkan, mungkin lebih aman dibanding kalau
hatinya dia bawa sendiri.” – Adith – hlm. 102
Nina, seorang cewek yang
penuh luka lebam di hatinya. Sesuatu yang mengerikan membuatnya berubah. Nina
bukan lagi cewek manis, centil dan ceria. Dia menjadi begitu kelam, dan kelabu.
Apalagi setelah kakaknya, Naren pergi untuk selamanya.
Bagi mama Nina, kematian
Naren adalah kesalahan Nina. Dan, bagi Nina, kehilangan sang kakak merupakan
tanda, dia tak lagi bisa diterima di keluarganya sendiri.
Di setiap luka Nina, ada
Adith, teman kecilnya yang setia menemani dan membalut lukanya. Di antara
mereka ada sebuah perjanjian konyol yang ditandai oleh dua buah camar biru.
Dan, perjanjian itu menuntut untuk segera di tepati.
“Kalau sampai sepuluh tahun dari
sekarang lo belum nikah juga, gue bakal nikahin lo…” – Adith – hlm. 13
Bagi Adith, dia sangat
yakin mengetahui segala hal tentang Nina. Ternyata, ada sesuatu yang
disembunyikan Nina dari siapapun, termasuk Adith. Sesuatu yang menjadi mimpi
terburuk Nina.
Apakah Adith bisa
menuntun Nina menemukan jalan yang lebih terang? Bisakah mereka merubah status
yang selama ini melekat di antara mereka – sahabat – menjadi sesuatu yang lebih
mengikat – pernikahan?
“Gue nggak mau ngandelin orang lain
lagi buat bikin gue happy. Gue nggak mau orang lain yang bikin gue
ngerasa baik-baik saja. Gue mau kebahagiaan gue, gue sendiri yang nyiptain.”
– Nina – hlm. 258
Camar Biru, novel mellow
drama tentang keluarga, cinta, dan masa lalu yang membuat trauma. Diceritakan
dengan alur maju mundur, meskipun lebih didominasi alur maju.
Karakter Nina yang
terlihat tertutup, cuek, namun ternyata sangat rapuh menjadi novel ini semakin
terasa sendu. Sedangkan Adith, aku menemukan tipe cowok yang setia kawan,
perhatian, dan sempurna untuk dijadikan sandaran hidup.
Konfliknya memang klasik,
sih. Tapi, Nilam Suri cukup bisa membawakannya dengan rasa sedikit berbeda.
Misteri tentang mimpi buruk Nina pun membuat novel ini cukup membuat pembaca
ingin terus membacanya.
Yang tidak bisa aku
logika, meskipun ada juga masalah seperti ini – walaupun jarang, kenapa mama
Nina begitu benci pada Nina, meskipun sebelum Naren meninggal. Kebencian Mama
Nina sudah seperti ibu tiri, bahkan aku rasa melebihi ibu tiri. Namanya anak –
apalagi anak kandung – pasti tak akan
sejelas itu kebencian ibu padanya. Kalau kebencian Mama Nina hadir setelah
Naren meninggal, nah ini masih masuk akal.
Di sini ada tokoh bernama
Sinar. Dia cowok, ya! Sinar ini kakak Adith. Dia selalu memilih kata
‘saya-kamu’ saat ngomong. Tapi, kenapa pas ngomong sama Adith, dia bisa
‘gue-elo’? Ini lebih bagus kalau Sinar tetap pakai ‘saya-kamu’.
Ending-nya, terlalu
meloncat jauh. Maksudnya, loncatan waktunya. Nina pergi, lalu langsung Nina
kembali. Ini kayak nonton sulapan. Tapi, ya nggak apa-apa sih. Biar pembaca
cepat tahu akhir dari cerita ini.
Rating 2,8 dari 5
bintang.
No comments:
Post a Comment