Kayaknya baru kemarin deh, aku ikutan Unforgotten 10th Gagasmedia . Sekarang, udah 11 tahun
aja. Wao… nggak terasa, ya? Dan, nggak terasa juga, ternyata buku koleksiku
dari Penerbit Gagasmedia juga makin menggunung. Siap-siap mencarikan tempat
baru untuk koleksi baruku. Karena belakangan ini, Gagasmedia semakin bikin aku
nggak bisa menahan keinginan untuk belanja buku.
Di hari istimewa ini, kayaknya nggak akan afdol kalau nggak mengucapkan,
“Selamat ulang tahun Gagasmedia. Teruslah
berkembang, dan terbanglah tinggi melalang buana ke seluruh penjuru dunia. Ajak
semua hati untuk menelisih ribuan rasa dengan membaca. Dan, tentu saja, semoga
Gagasmedia selalu bisa menjadi penerbit yang bukunya selalu dipilih pembaca.
Maju terus, dan jangan berhenti menginspirasi.”
Berdasarkan pengamatanku, Gagasmedia sudah menjadi salah satu
penerbit yang bukunya banyak dipilih oleh pembaca. Novel-novel barunya langsung
bikin jatuh cinta meskipun baru melihat covernya. Penulis-penulisnya pun bukan
penulis biasa.
Windry Ramadhina, Moemoe Rizal, Nina Ardianti, Morra Quatro, Winna
Efendy, dan Christian Simamora, mereka merupakan penulis kenamaan yang karyanya
nggak bisa diabaikan. Dan, mereka adalah beberapa penulis yang novelnya
diterbitkan Gagasmedia. Masih banyak penulis-penulis lain yang belum
kusebutkan. Karya mereka juga melalang buana berkat Gagasmedia. Dan, mereka tak
kalah mempesonanya.
Desain cover, maupun
desain layout-nya, bahkan tema-tema
khusus yang diangkat menjadi novel series-nya
pun tampak menggiurkan. Seperti, novel series Setiap Tempat Punya Cerita. Dan,
yang terbaru adalah novel series S.C.H.O.O.L.
Saking banyaknya novel terbitan Gagasmedia yang memukau, aku jadi
bingung memilih 11 buku yang akan aku rekomendasikan untuk kalian baca. Namun,
karena memang jatahnya hanya 11, maka inilah 11 buku itu.
#1. Interlude Karya Windry Ramadhina
Novel ini masih sangat baru. Diterbitkan sekitar bulan Mei
kemarin.
Lihatlah cover-nya.
Benar-benar cantik, kan? Coba baca tagline-nya,
“Selalu ada jeda untuk bahagia.’
Manis bukan?
Ini bukan karena tagline
maupun caver-nya yang membuat aku merekomendasikan
buku ini. Kisahnya, temanya, dan juga cara bercerita Windry Ramadhina-lah yang
mempengaruhinya.
Windry bukan penulis biasa. Karena Interlude benar-benar menarik,
dengan rasa syahdu dan pilu yang memikat. Karakter Hanna dan Kay, juga karakter
lainnya terasa sangat hidup. Kamu tak boleh melewatkan novel ini.
Baca resensiku disini.
Baca juga quote-quote menariknya
disini.
#2 . Notasi Karya Morra Quatro
Novel ini diterbitkan tahun 2013. Sesuai desain cover-nya yang tampak retro, Notasi
mengajak kita berjalan ke belakang. Menengok sejarah Indonesia di tahun 1998,
Masa Orde Baru dimana Mantan Presiden Soeharto lengser karena demo
besar-besaran yang melibatkan para Mahasiswa di sepenjuru nusantara. Mereka
menuntut Presiden yang sudah menjabat selama 32 tahun untuk mundur.
Notasi tidak sekedar berisi sejarah. Namun, dia bercerita tentang
cinta ditengah-tengah perjuangan menggoyahkan Orde Baru. Ini tentang Nino dan
Nalia. Ini tentang cinta mereka yang spesial, sangat spesial, menurutku.
Membacanya pasti membuat kamu meremas dada, sekaligus mengenang
kejinya tragedi 1998.
Baca resensiku disini
#3. Restart Karya Nina Ardianti
Saatnya kita untuk move on,
guys!
Ya, novel ini mengajak kita untuk meninggalkan yang lama, dan
menerima kehadiran yang baru.
Kisahnya diceritakan dengan gaya yang ringan, dan nagih banget.
Karakter Fedrian Arsjad-lah yang menurutku bikin jatuh cinta. Sampai-sampai
adikku pun terobsesi dengan gitaris ciptaan Nina Ardianti ini.
Detail rasa dan pilihan alurnya sama sekali tidak membosankan.
Dan, buat pembaca yang sangat suka dengan cowok cool, mempesona, dan seksi, juga kisah cinta yang manis, saatnya
kamu merengkuh buku ini untuk segera memenuhi imajinasimu.
Baca resensiku disini
#4. Bangkok : The Journal [STPC Series] Karya
Moemoe Rizal
Mau jalan-jalan ke Bangkok bersama cowok badboy yang pesonanya ke mana-mana? Yuk kita kencan dengan Edvan.
Dijamin, dia tak akan membuatmu boring
sedetikpun. Percayalah!
Novel ini menurutku jawaranya STPC. Karena cerita jalan-jalannya
tidak sekedar mengunjungi tempat-tempat menarik di Bangkok. Ada sebuah
teka-teki yang harus dipecahkan. Teka-teki untuk menemukan warisan Ibu Edvan
yang tersebar di beberapa tempat di Kota Bangkok. Kota yang mempertemukan Edvan
pada sebuah cinta.
Menariknya lagi, Bangkok : The Journal mengangkat sisi kehidupan transgender. Adik Edvan, yang bernama
Arvin yang dulu dia kenal sebagai laki-laki, tiba-tiba berubah menjadi wanita
cantik yang sangat mirip dengan ibunya. Nah, disini kita akan dihadapkan pada
kondisi Edvan yang harus menerima keadaan adiknya, karena hanya dialah
satu-satunya keluarga.
Baca resensiku disini
#5. Marriageable Karya Riri Sardjono
Membaca novel satu ini, aku seperti disentil, lalu ditunjukkan
pada jalan yang benar, maybe. Kenapa?
Pada dasarnya, di dalam hidupku ada kisah yang agak mirip dengan tokohnya, Flo.
Memang tidak mirip. Namun, beberapa rasa yang dituangkan Riri
Sardjono mengubah hidupku. Dengan gaya berceritanya yang terkesan blak-blakan,
aku menemukan arti sebuah pernikahan. Lalu, kenapa perempuan harus segera
menikah sebelum usia 30 tahunan. Dan, dijodohkan itu tak buruk-buruk amat, kok.
Inilah beberapa quote
yang ngena banget di hatiku. Jangan dilihat dari bahasanya, ya? Lihat maknanya.
“Kadang gue pikir, gue nggak pengin
kawin. Tapi, kadang gue ngerasa itu nggak normal dan seharusnya gue emang
kawin. Tapi gue takut sakit kalau gue kawin. Tapi gue juga takut kesepian kalau
gue nggak kawin.” Hlm. 75
Apa cinta emang ada, Ka?”
“Mungkin. Kadang-kadang elo mesti belajar untuk berhenti berfikir.
Cinta biasanya datang di saat orang lain nggak mikir.”
“Apa cinta selalu datang untuk orang-orang bego?” Hlm. 73
“Love is blind, Honey,”
“Yeah… itu membuktikan betapa tololnya
kita.”
“Itu karena orang barat bilang untuk
menikah kita perlu kematangan isi hati dan kepala. They called it maturity.”
“Sementara orang Timur bilang, untuk
menikah kita cuma perlu kematangan kantong rahim dan sperma. We called it old enough.” Hlm. 306
Baca resensiku disini
#6. Fly to the Sky Karya Nina Ardianti dan
Moemoe Rizal
Fly to the Sky merupakah salah satu series novel duet Gagasmedia.
Mengisahkan tentang Edyta si banker, dan Adrian si pilot. Dan novel ini adalah
novel tentang pencarian, karena Edyta dan Adrian hanya bertemu sekali. Bnear,
cuma sekali, guys! Tapi, ada sesuatu yang memenuhi hati mereka. Namun, setelah
pertemuan itu mereka hilang kontak. Kemudian, keduanya saling mencari ditengah
keribetan hidup mereka.
Yang menarik, kisah ini dibagi menjadi dua bagian. Satu ditulis
oleh Nina Ardiani dengan sudut pandang Edyta. Lalu, bagian kedua ditulis oleh
Moemoe Rizal dan menceritakan Andrian. Mereka mampu menciptakan kisah yang
saling bersinergis, manis, dan bikin penasaran.
So, yuk
ikut terbang bersama Andrian dan Edyta, mungkin saja kita bisa bertemu cinta di
atas langit.
Baca
resensiku disini.
#7. With You karya Christian Simamora dan
Orizuka
Sesuai dengan tagline-nya
‘Sehari bersamamu’, kisah berjudul
‘Cinderella Rokefella’ dan ‘Sunrise’ terjadi dalam rentang satu hari saja.
Namun, cerita cinta yang disajikan tampak sangat menggoda dan begitu indah.
Cinderella Rokefella yang ditulis oleh Christian Simamora punya
pesona seksi dengan balutan dunia metropolis. Mengisahkan tentang Cindy dan
Jere. Mereka berdua merupakan model papan atas Indonesia.
Mereka jatuh cinta dalam sehari. Ya, dalam sehari! Dengan flashback-flashback
yang membuat kita semakin mengenal, sekaligus terpikat dengan tokohnya.
Sedangkan kisah berjudul ‘Sunrise’ bercerita tentang Lyla dan
Arjuna. Mereka berdua merupakan matan kekasih yang tak sengaja bertemu kembali di
Karimun Jawa. Kemudian, cinta yang sebenarnya putus bukan karena ‘tidak cinta’ itu, akhirnya mendapat
nutrisi lagi. Meskipun bisa ditebak ending-nya,
tetap saja aku menyukai kisah ini. Dan, pesona Karimun Jawa semakin membuat
kisah mereka terasa sangat romantis.
Oh iya, kalau menggambarkan novel duet satu ini dengan makanan,
rasanya sangat cocok dengan es krim rasa vanilla yang lembut khas Orizuka, dan
es krim cokelat dengan rasa yang kental khas Christian Simamora yang selalu
berani dan seksi disetiap kalimatnya.
Baca
resensiku disini.
#8. Montase
Karya Windry Ramadhina
Motase mengambil tema yang menarik, film dokumenter. Dia
mengisahkan tentang Rayyi, dan gadis Jepang bernama Haru.
Mereka sama-sama mencintai film documenter. Bedanya, Rayyi harus
memperjuangkan mimpinya, dan berperang dengan batinnya. Sedangkan Hana, dia
bisa begitu menikmati film dokumenter karena itulah dunianya.
Kedua insan ini terlibat cinta dengan suasana lembut dan tidak
manis sama sekali. Tapi, itulah yang menarik. Kita sering kali bertemu kisah
cinta yang diceritakan begitu romantis. Namun, dalam Montase, kita diajarkan
cara mencintai yang berbeda.
Novel ini seperti karya Windry Ramadhina lainnya. Selalu dibawakan
dengan detail namun tidak menjenuhkan. Banyak nasihat-nasihat yang disampaikan
tersurat tanpa harus tampak menggurui. Keren!!!
Baca
resensiku disini.
#9. London : Angle [STPC Series] Karya Windry
Ramadhina
Lagi-lagi novel rekomendasiku adalah karya Windry Ramadhina.
Belakangan ini, aku memang sedang jatuh cinta sama dia. Sampai-sampai aku
mengejar novel-novel lamanya seperti Orange yang sudah sulit sekali dicari.
Tapi, aku mendapatkannya, meskipun second.
Windry Ramadhina mengajak kita jalan-jalan ke London untuk misi
sebuah cinta, kemudian bertemu banyak keajaiban yang pasti juga tentang cinta,
kemudian tentang hujan.
Kisah ini memang tentang Gilang yang mencoba mengatakan cinta,
cinta terpendam untuk sahabat baiknya, Ning. Namun, disini kita akan bertemu
banyak cinta. Mulai dari kisah Madam
Ellis dan Mister Lowesley.
Pria dengan julukan V yang bertemu Gilang di pesawat dan istrinya. Maupun kisah
Gilang sendiri dengan gadis asal Indonesia.
Ada lagi yang unik. Kehadiran gadis hujan yang selalu muncul saat
hujan datang, dan pergi saat hujan reda. Dia begitu memikat bak malaikat.
Gilang memberikan dia julukan Goldilocks.
Tempat-tempat yang dikunjungi tampak begitu nyata, tidak hanya
tempelan. Rasanya, tempat-tempat itu benar-benar menggoda untuk dikunjungi,
terutama London Eye-nya Ya ampun, aku
jadi benar-benar bermimpi ke London gara-gara si merah ini.
Baca
resensiku disini.
#10. Paris : Aline Karya Prisca Primasari
Huah, mendengar nama Kota Paris, yang tergambar dibenak kita
adalah kota megah dan toko-toko fashion yang memukau. Tapi, Prisca Primasari
memberikan hidangan yang berbeda.
Paris disini bukanlah Paris yang biasanya. Disini, tak ada Menara
Eiffel atau tempat-tempat belanja yang menggiurkan, yang ada gambaran mencekap Placede la Bastille pada jam 12
malam, dan Pere Lachaise,
sebuah kuburan yang menjadi tempat wisata. Tapi, ada juga tempat yang menarik
yang menjadi settingnya, seperti Beaumarchais Boulangerie yang penuh roti-roti
enak, dan beberapa tempat lainnya.
Dengan campuran rasa cinta yang menurut aku tidak biasa, sedikit
melencong dengan cara penulis lain menyampaikan cerita cintanya. Tidak
romantis, tidak juga terlalu manis, kadang terasa hambar, bahkan mungkin lebih
ekstrim. Tapi, ini yang bikin Paris jadi spesial. Ekstrim-nya itu harus dicoba.
Hambar-nya itu bukan hambar yang bikin boring,
nggak sama sekali. Karakter cowoknya,
Sena, juga terasa eksentrik. Berbeda dengan Aline yang selalu rendah diri.
Pokoknya, Paris adalah novel bersetting Kota Paris yang berbeda
dari novel bersetting Kota Paris pada umumnya. Kamu harus mencobanya. Serius!
Baca resensiku disini.
#11. Melbourne : Rewind Karya Winna Efendi
Novel series STPC kali ini bersetting di Melbourne. Dan bertema satu
kata “Rewind”, sebuah tombol yang
akan memutar kembali masa lalu. Dan, kali ini Winna Efendi tidak berkisah
tentang sahabat menjadi cinta. Tapi, mantan kekasih menjadi sahabat baru
menjadi cinta. Unik ‘kan? Sama uniknya dengan judul-judul babnya yang seperti
sebuah daftar musik di ipod, bahkan novel ini terasa seperti sebuah kaset dalam
bentuk buku.
Kenapa aku sebut seperti itu? Karena
di setiap babnya kamu akan bertemu musik yang berbeda, yang akan menjadi tema
dari bab. Seperti di Track 1, kamu akan dibuat bersenandung bersama John Mayer
dengan lagunya Back To You. Lalu Track 2, Gotten dari Slash feat Adam Levine,
sampai track 16 dengan lagu Love Song dari The Cure.
Tidak hanya itu, novel lembut yang
menghanyutkan ini punya kisah cinta yang tak kalah manis dari kisah cinta 10
novel rekomendasiku di atas. Belum lagi katakter tokohnya, terutama Max, pasti
akan membuatmu jatuh cinta.
Nah, kapan lagi baca novel dengan
iringan musik disepenjuru bagian ceritanya? Cuma Melbourne : Rewind yang
menampilkannya.
Baca resensiku disini.
Selesai! Itulah 11 novel terbitan
Gagasmedia yang kurekomendasikan untuk kalian. Semoga bermanfaat, dan temukan
kisah cintamu di setiap lembarnya.
Selamat berburu cinta![]
dari 11 bukunya baru punya 3; Restart - Montase - Melbourne. Seru-seru banget emang novel gagas media
ReplyDeleteAdin Dilla : Yap, betul banget. Hehehe... yuk tambah koleksinya :D
ReplyDeleteAku juga suka banget Notasi, Montase, London, Bangkok, & Melbourne :D
ReplyDeleteEh, banyak banget koleksi novelnya, Kak!! Aku pengen deh, kaya gitu. Hihi :D
Hehehehe... Itu hasil perjuangan bersama adikku.
ReplyDeleteWah, enak ya adiknya punya hobi yang sama :)
ReplyDeleteIya... hahaha.... begitulah! Jadi bisa patungan tuh :D
ReplyDelete